Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah 'Kegagalan Terselubung' Para Penulis!

11 November 2022   13:48 Diperbarui: 11 November 2022   16:38 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Owlcation

Banyak penulis fiksi atau non fiksi yang sudah sukses di platform atau media tertentu saja sudah merasa 'puas' dan 'sukses' dengan adanya ribuan, ratusan atau bahkan jutaan view. Apalagi jika sudah banyak menghasilkan bonus/uang.

Padahal, ada fakta-fakta yang tidak disadari sebagai 'kegagalan terselubung'.

1. Banyaknya view dan bonus/uang bukanlah ukuran/patokan sejati keberhasilan dalam menulis. Karya mungkin masih sepi, belum mendapatkan apa-apa, hendaklah penulis tidak lantas menyerah dan berhenti begitu saja. Bukan berarti karyamu tidak bagus, melainkan belum menemukan pembaca yang tepat. Rajin-rajinlah membagi/share tulisan Anda.

2. 'Kegagalan' terbesar penulis yang dianggap berhasil bukan karena tidak mendapat cuan, melainkan gagal menanamkan edukasi melalui tulisan yang ia persembahkan, misalnya terlalu mengada-ada berkisah hingga akhirnya pembaca percaya jika yang ia tuliskan 'betul-betul ada/bisa dipercaya'.

Bukan hanya non fiksi yang harus logis/masuk akal.

Fiksi juga seyogyanya tak terlalu ngayal, misalnya (maaf) dikisahkan pasangan tokoh hebat banget, sanggup bercinta 24 jam nonstop, dan lain-lain. Lalu ada pembaca yang belum menikah jadi begitu percaya, 'Oh, bisa gitu ya?'. Begitu pembaca mengalami sendiri (menikah) bisa jadi ia akan kecewa sebab hidup/kenyataan ternyata tak seindah yang dikisahkan.

Di sinilah pentingnya logika, bahkan dalam penulisan sebuah fiksi.

Selayaknya penulis lama dan baru juga banyak-banyak membaca agar tahu batas-batas kesanggupan manusia (untuk bercinta, misalnya), jadi hasil karyanya tidak terlalu bombastis/mengada-ada.

3. 'Kegagalan' penulis untuk terus berusaha mengedukasi diri karena menganggap karyanya selama ini sudah cukup memuaskan. 

Tidak mau belajar dengan tidak ingin membaca, dalam arti lain merasa dirinya sudah terkenal, sudah hebat, padahal tingkat lokal/aplikasi saja. Tidak mau menerima kritik dan saran dari pembaca maupun penulis-penulis yang ia tidak kenal (yang dianggap 'belum sehebat' dirinya).

Demikian beberapa kegagalan penulis lama dan baru yang mungkin tidak/jarang disadari namun perlu dijadikan bahan introspeksi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun