Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jangan Malu Mulai Menulis, Menulis Jangan Malu-maluin!

7 November 2022   12:32 Diperbarui: 7 November 2022   12:44 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang ingin mulai menulis namun merasa enggan bin malu untuk menulis. Belum mulai saja sudah insecure duluan. Sebaliknya, banyak penulis yang sudah mendapat pembaca malah mulai malu-maluin alias semakin berani menulis yang tidak-tidak.

Kedua-duanya ada pada ekstrem yang berbeda. Sebenarnya tidak ada yang benar-benar oke dari kedua kondisi di atas. Coba kita teliti termasuk yang mana, syukurlah jika tidak dua-duanya.

Jangan malu untuk menulis. Sebuah tulisan adalah komunikasi yang sangat efektif untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain baik yang tidak kita kenal maupun sekitar kita. Lewat media sosialkah, lewat pesan atau blog, atau apa saja. Jangan takut didengar (dibaca). Jika kita berani bicara ceplas-ceplos kepada teman kita di sekitar, mengapa tidak bisa lewat cara lain? Anggaplah jari kita sebagai mulut kita. Ketikkan saja apa yang terlintas, namun sebelum kita luncurkan, cek dan ricek dulu.

Jangan terlalu malu-maluin dalam menulis. Mungkin kita sudah seperti selebriti, semua orang menunggu-nunggu update kita. Akan tetapi itu bukan berarti kita bebas semaunya berkata-kata, menulis semaunya, menghalalkan segala kata. Penulis yang baik bukan mereka yang karyanya sudah best seller, sempurna bebas tipo dan lain-lain, melainkan penulis yang bijak mempertimbangkan setiap kata dan kalimat yang akan ia terakan! Ingat, kita bagaikan sedang membotolkan air minum dalam kemasan. Siapapun bisa meminum air itu, bukan hanya target pembaca saja!

Sesungguhnya, kita bertanggungjawab penuh untuk setiap kata dan kalimat yang kita terakan.

Jadi  di manapun posisi kita saat ini, apakah berada di tengah saja alias tidak kedua-duanya? Belajarlah untuk menulis sesuai panggilan hati. Artinya, tanpa paksaan, tanpa motivasi yang salah (ikut-ikutan, sekadar menargetkan keuntungan, dan lain-lain).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun