Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pedagang Kaki Lima Jakarta, Antara Drama dan Dilema

3 November 2022   06:46 Diperbarui: 3 November 2022   07:39 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pedagang kaki lima disayang, pedagang kaki lima dilarang, pedagang kaki lima ditendang, pedagang kaki lima kembali datang. Sebuah drama nyata yang terus berulang."

Penulis sering lewat di sekitar Jalan Karya Jakarta Barat di mana beberapa PKL alias Pedagang Kaki Lima mangkal. Ada warteg, ada pertamini, ada tukang tambal ban, ada penjual nasi uduk. Beberapa minggu atau bulan, petugas datang menertibkan sehingga terjadi adegan kucing-kucingan. Baru menyingkir beberapa hari, mereka pasti muncul kembali.

Sebenarnya keberadaan mereka masih dibutuhkan, katakanlah jika tiba-tiba sepeda motor mogok, ban bocor, di mana lagi bisa nambal ban atau betulkan mesin jika tidak di tukang tambal ban terdekat?

Akan tetapi keberadaan mereka juga jadi dilema. Menghuni bahu jalan hingga membuat pejalan kaki tidak bisa lewat leluasa dan aman. Padahal kendaraan bermotor tanpa pelat sering lewat kebut-kebutan. Apa lagi namanya jika tidak membahayakan? Belum lagi jika turun hujan deras dan terjadi banjir, bukankah saluran air yang tepat berada di bawah bahu jalan juga seyogyanya tidak terhalang?

PKL memang harus tertib jika tak mau ditertibkan, akan tetapi bukankah akan lebih baik jika ada sosialisasi plus solusi yang diberikan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun