Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Punya Haters, Bagaimana Mengatasinya?

1 November 2022   08:13 Diperbarui: 1 November 2022   09:44 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haters atau pembenci pada singkatnya adalah mereka yang tidak puas atau tidak suka pada kita, mungkin karena sesuatu yang kita perbuat atau katakan, atau bisa juga karena sesuatu yang tidak kita lakukan (kepada mereka).

Beberapa alasan adanya haters adalah:

1. Mereka tidak suka pada karakter kita (tanpa kita sengaja) misalnya karena pembawaan kita yang pemalu, kita dianggap sombong atau tinggi hati.

2. Mereka ingin dihormati (misalnya karena merasa senior), akan tetapi tidak kita lakukan.

3. Mereka ingin menjadi diri kita, akan tetapi tidak kesampaian.

Beberapa hal yang haters kita mungkin akan lakukan (dan harus siap kita hadapi):

1. Membicarakan kita di belakang.

2. Menyindir kita dengan segala cara, mengeluh, menertawakan, entah karena tak bisa memperbaiki atau mengubah keadaan, atau hanya karena iseng kurang kerjaan.

3. Mengomentari kita secara negatif di media sosial atau di hadapan atasan/orang lain yang mungkin akan meladeni (cari muka).

Beberapa cara yang dapat kita lakukan:

1. Tak ada gunanya berdebat atau berusaha menang melawan haters. Mereka hidup dari kemarahan atau feedback negatif kita dan diam-diam akan berkata, lihat, dia memang seperti itu toh. Maka jangan hiraukan mereka. Tetap lakukan yang terbaik menurut kita selama kita memang berada di jalur yang benar.

2. Jangan balas mereka dengan kata-kata nanti akan dapat karma, dan sebagainya. Karma sebenarnya selama ini sering disalahpahami sebagai pembalasan setimpal, padahal sesungguhnya karma adalah hukum dalam sebuah kepercayaan/agama besar dunia yang sesungguhnya bukan arti dari apa ganti apa alias bukan sinonim dari hukum tabur tuai.

3. Jika haters terus berulah namun tak berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan, itu akan membuat mereka lelah/jenuh dan akhirnya akan berhenti sendiri. Jadi, biarkan saja mereka berulah, kita tetap melangkah. Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun