Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jadilah Penulis yang Baik! Baik Bukan Berarti Sudah Sempurna, Melainkan...

31 Oktober 2022   14:08 Diperbarui: 31 Oktober 2022   14:25 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kita berpikir, jadi penulis yang baik itu sangat sukar bin sulit. Harus menguasai tata bahasa, ikut kursus kepenulisan, mengerti EYD dan sebagainya. Padahal sebenarnya cukup beberapa cara sederhana saja bisa kita coba untuk menjadi penulis yang baik.

Baik bukan berarti sudah sempurna, tidak pernah tipo/salah ketik, atau bahkan ngetop atau sudah sukses/best seller/dikenal.

Baik adalah:

1. Menulis sebisa mungkin dari hasil pemikiran sendiri/mandiri. Artinya, tidak mengandalkan dan dipengaruhi orang lain. Ada banyak penulis yang menulis bukan dari buah pikiran sendiri. Tidak apa-apa jika terikat tema atau atas dasar 'pesanan'. Namun sebisa mungkin, sama seperti berbicara, katakanlah semua isi hati secara spontan, lugas, orisinal. Ibarat lisan, maukah kita bisa bicara tapi tidak dari hati alias tidak tulus, bukan kata-kata yang ingin terucap, tentu tidak akan terasa nyaman, bukan?

2. Menulis tanpa keinginan untuk mendapatkan pendapatan belaka. Tak mengapa jika memang profesi utama atau mata pencaharian kita adalah penulis purna waktu. Akan tetapi jika kita menulis hanya demi uang dan hanya untuk uang, kemudian ditambah pula dengan menghalalkan segala kata dan cara termasuk plagiasi, praktik ATM (Amati Tiru Modifikasi) maka alangkah malangnya oknum penulis itu.

Ilustrasi dokumen pribadi
Ilustrasi dokumen pribadi

3. Menulislah sesuai panggilan hati masing-masing dan tujuan semula (pribadi) kita. Jangan hanya gara-gara ikut-ikutan tren, ikut lomba, kontes literasi demi menangnya saja, misalnya. Atau jika tidak menang lalu menyerah/ngambek, atau protes, atau merasa tidak gembira/legawa atas kemenangan orang lain, tentunya yang sportif dan jujur ya.

Tentunya calon pembaca juga sudah cukup cerdas, bisa mengetahui dan menilai penulis mana saja yang sudah dapat menulis dengan baik. Kadang tulisan mereka menohok, menggelitik, bahkan bisa menyebalkan. Akan tetapi bukankah itu tujuan sebuah karya literasi?

Mari kita semua coba untuk menjadi penulis yang baik. Menulis sedikit saja, sesempatnya, mau terus belajar dari membaca dan berkembang, berusaha berubah ke arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun