Perayaan Halloween pada tanggal 31 Oktober di seluruh dunia mungkin dikira lucu, seru atau fun. Dianggap  kapan lagi bisa menggunakan outfit unik, nyentrik, dan menyamar jadi tokoh seram favorit? Belum lagi acara mencari permen sebanyak-banyaknya. Trick or treat, demikian seru anak-anak kecil dan remaja yang berkostum dari rumah ke rumah. Tentunya di Barat sana, belum jadi tradisi di Indonesia.
Hotel-hotel dan beberapa mal di Jakarta merayakannya, selebriti-selebriti hadir di pesta dan mengisi laman konten media sosial mereka agar banyak follower yang suka. Meski bukan perayaan wajib keagamaan tertentu, tradisi ini sesungguhnya masih belum bisa diterima sepenuhnya di Indonesia.
Pernah saat penulis masih SMP, panitia siswa sekolah kami juga kepincut ingin mengadakan perayaan Halloween di sebuah hotel di Jakarta Barat. Sayangnya, kepala sekolah melarang, sehingga acara itu batal diadakan. Padahal tempat sudah dipesan dan banyak siswa sudah membayar. Akhirnya dana dikembalikan.
Penulis pribadi bukannya menentang, selama ini hanya bersikap netral. Akan tetapi penulis memilih untuk tidak merayakan secara pribadi atau keluarga. Mengapa?
1. Tradisi Halloween kurang sesuai dengan norma dan budaya di Indonesia. Meskipun kental dengan budaya mistis dan juga legenda urban, Indonesia secara umum tidak mengenal perayaan orang mati atau orang suci (All Hallow's Day, All Saints' Day) dan sebagainya yang diadakan di belahan barat dunia dan diperingati sebagai cikal bakal Pesta Halloween.
2. Halloween bukan sekadar perayaan pesta biasa, mengandung makna-makna lebih dalam plus sejarah kelam yang bahkan kita sendiri belum tentu mengerti dan ikut menyetujuinya.
3. Lebih baik merayakan hal-hal positif saja daripada latah ikut-ikutan budaya Barat yang mungkin minus amanat seperti Halloween ini. Bagi anak-anak di bawah umur, mungkin memperkenalkan dunia misteri dan after life belum menjadi kebutuhan. Malah bisa jadi akan terdengar menakutkan.
Jadi, daripada hanya ikut-ikutan berkostum dan berpesta tanpa tujuan jelas selain ingin seseruan, viral di media sosial dan pamer busana seram dan seksi saja, lebih baik malam Halloween ini dihabiskan bersama keluarga tanpa perayaan yang aneh-aneh seperti uji nyali apalagi hanya ajang pesta pora.
Bolehlah menonton film seri yang seram tapi bermutu (baca: seru) atau membaca buku horor, itu tidak dilarang, kok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H