Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Perlu Jadi 'Jahat' Dulu untuk Merundung Seseorang, Kenali dan Hindari dari Sekarang!

28 Oktober 2022   11:53 Diperbarui: 29 Oktober 2022   08:05 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Pixabay.com

Pernahkah Anda jadi korban perundungan atau perisakan? Bukan hanya menimpa anak-anak di sekolah atau terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal saja. Banyak orang dewasa yang juga ternyata mengalami, lho. Misalnya di tempat kerja (kantor, pabrik, dan lain-lain) dan juga di komunitas (online maupun dunia nyata).

Siapa saja yang rentan mengalami perundungan dan perisakan? (Bullying dan memiliki haters):

1. Para pendiam/introver.

(Alasan para perundung/perisak: korban dicap sebagai orang sombong, pendiam dan tertutup.)

2. Gender yang lebih 'lemah'.

(Alasan para perundung/perisak: tidak terima dengan adanya gender yang lain dalam lingkup gender mereka, misalnya wanita yang bekerja di bidang yang didominasi pria.)

3. Para orang sukses atau baru saja mendapat rezeki, lebih diperhatikan atasan, dicap sebagai anak emas.

(Alasan para perundung/perisak: iri dan tidak suka dengan kesuksesan rekan mereka.)

Kadang kita berpikir, perundungan atau perisakan hanya terjadi lewat pemukulan, pemerasan, kata-kata kasar, ancaman dan lain-lain yang sifatnya to the point alias frontal. Padahal tanpa kita sadari, perundungan dan perisakan juga dapat terjadi dengan:

1. Gosip.

2. Sindiran.

3. Keluhan.

4. Ghibah.

5. Tertawa di belakang yang dirundung.

6. Silent treatment (mendiamkan.)

Mari kita kurangi kebiasaan melakukan hal-hal di atas, karena tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah melakukan perundungan dan perisakan.

Akibat dari perundungan/perisakan secara tak langsung adalah:

1. Lingkungan pergaulan menjadi tidak kondusif.

2. Ketidaknyamanan batin.

3. Hilangnya kepercayaan dan kerja sama.

4. Di tempat kerja, bisa saja yang dirundung akan resign atau berhenti bekerja akibat tidak tahan pada perlakuan Anda.

5. Tentunya masih banyak hal negatif bisa terjadi sebagai konsekuensi.

Tidak ada guna dan faedahnya, bukan? Jadi, daripada menghabiskan waktu dengan merundung seseorang secara demikian, lebih baik kita fokus saja untuk berusaha menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Jangan jadikan hanya iseng-iseng saja atau tak sengaja melakukan sebagai alasan, sebab tak akan bisa membuat perubahan yang berarti.

Sudahkah kita berusaha menghindari tindak perundungan/perisakan dan tidak ikut-ikutan menjadi pelakunya?

(Jika Anda suka pada tulisan-tulisanku, sila mampir di https://linktr.ee/wiselovehope untuk menikmati karya-karya literasiku. Terima kasih sudah membaca dan berbagi isi kepala denganku.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun