Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pekerjaan Rumah Anak, 'Pekerjaan Tambahan' Orang Tua?

27 Oktober 2022   11:01 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:04 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pixabay

Pekerjaan rumah sekolah yang dibawa pulang putra bungsu saya seringkali baru bisa saya bantu ajari dan awasi pada saat pulang kerja. Setelah mandi, makan malam dan cuci piring selesai, baru bisa bertugas menjadi singa guru (bukan ibu guru, karena pada dasarnya saya belum bisa terlalu sabar mengajari) sebab saya juga harus banyak belajar, lebih sabar lagi mengajar.

Sebenarnya bukan masalah PR-nya banyak atau sulit. Menurut saya sebagai orang tua dua siswa yang kadang rajin kadang malas (namanya juga anak-anak) sebetulnya beberapa hambatan yang kami temui dalam pengerjaan PR adalah:

1. Kurang lengkapnya informasi cara pengerjaan atau catatan, akibatnya PR yang baru diberi hari ini mungkin belum sepenuhnya berhasil dimengerti siswa (dan juga orang tua). Kadang buku cetak juga dikumpulkan di sekolah, sementara tulisan anak-anak dari papan tulis sering disalin kurang jelas.

2. Kurangnya penguasaan bahan pelajaran bahkan oleh kami orang tua, misalnya dalam bidang studi Bahasa Mandarin yang notabene saat tahun 1990-an tidak dapat kami peroleh di bangku sekolah. Akibatnya baik orang tua maupun anak sama-sama bingung. Terpaksa kami mencari aplikasi belajar Bahasa Mandarin atau Google Translate.

3. Kurangnya motivasi anak dalam mengerjakan PR karena sudah lelah di sekolah, ingin bermain, dan lain-lain.

Wacana meniadakan PR tulis konvensional (tulis di buku cetak) mungkin bisa jadi ide baik, akan tetapi digantikan oleh metode pembelajaran yang lebih menarik. Misalnya pemberian latihan via Quizziz atau membuat sebuah karya jadi dengan bahan yang fleksibel dan deadline pengerjaan yang tidak mepet-mepet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun