Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hati-hati, Menulis Bukan Sembarang Hobi atau Profesi! Mengapa?

25 Oktober 2022   10:06 Diperbarui: 28 Oktober 2022   06:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang mulai menulis disebabkan banyak hal, baik pribadi maupun karena memang sudah jadi mata pencaharian. Tentu saja menulis apa saja pada dasarnya bebas, sama seperti berbicara (lisan). Patut digarisbawahi, meskipun bebas, tentunya kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain, tak bisa bablas/seenaknya.

Kembali ke topik, beberapa alasan populer mulai menulis adalah:

1. Menulis untuk healing.

2. Menulis untuk melampiaskan imajinasi.

3. Menulis untuk mendapatkan uang (gaji, uang tambahan).

4. Menulis untuk sekadar curhat.

5. Menulis untuk beropini.

6. Menulis untuk membagikan buah talenta.

7. Dan lain-lain.

Sebenarnya tak ada alasan seorang penulis pun yang salah, sama seperti desain dan seni, tak ada benar salah dalam kesenian. Yang ada hanya tepat dan kurang tepat.

Berikut ini beberapa opini mengapa menulis bukan sembarang hobi atau profesi!

1. Kata-kata tertulis memiliki makna mendalam yang tak mudah untuk dilupakan. Malah bisa jadi akan bertahan selama-lamanya bagi para pembaca. Bukan hanya sekadar hiburan yang dibaca, oh begitu, lalu suatu saat akan dilupakan.

2. Kata-kata tertulis seringkali dijadikan pegangan, panduan, afirmasi atau apa yang pembaca pegang untuk seumur hidupnya. Bukan hanya berlaku bagi non fiksi. Fiksi juga bisa sedemikian kuatnya mempengaruhi pembaca hingga terbawa ke kehidupan nyatanya.

Misalnya mengenai selera tentang lawan jenis. Fiksi yang terlalu ngimpi tentang sosok pemuda tampan sempurna (baik hati, kaya raya, hebat) akan membuat seorang gadis pembaca terlalu ingin bertemu, jatuh cinta dan memiliki sosok seperti itu. Akhirnya, dalam kehidupan nyata ia akan berusaha mencari sosok ideal sedemikian, yang mungkin tidak akan pernah ada.

3. Kata-kata tertulis bisa diwariskan bagi pembaca, baik cetak maupun online. Tak peduli kita anggap sepi atau minim pembaca, kita sudah melestarikan tiap huruf, kata, dan kalimat.

Karena itu, wahai teman penulis yang bijaksana, memperingati bulan bahasa Oktober 2022 ini, mari kita tuliskan semua karya literasi yang terbaik, unik, dari hati, pakai hati dan logika.

Tangerang, 25 Oktober 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun