Pertemanan dan persahabatan bisa dimulai kapan saja baik di dunia nyata maupun maya. Jika kita merasa cocok dan nyaman dengan seseorang, bukan tak mungkin kita akan berinteraksi secara teratur dengan dirinya. Minat yang sama, rasa sehati, dan lain-lain membuat kita mudah jatuh hati. Bukan cinta, ya, melainkan rasa simpati dan empati yang lebih dari sekadar kenal.
Namun di balik begitu mudahnya mendapatkan teman atau sahabat, perlu kita waspadai juga motif-motif pertemanan yang mungkin baik/tulus atau malah sebaliknya.
Dimulai dari yang baik/positif dulu, berikut maksud persahabatan.
1. Bertukar isi hati dan informasi.
2. Memperluas relasi.
3. Bekerja sama dalam banyak hal.
4. Mencari kecocokan (jodoh) untuk yang masih lajang.
5. Saling menguatkan dan membela jika salah satu sahabat kita dalam kesulitan.
Sedangkan motif pertemanan yang sebaliknya menurut pengalaman dan pengamatan:
1. Ingin mengajak kita mengikuti kelompok kegiatan atau komunitas tertentu. Waspadai jika kenalan baru terlalu ramah, barangkali ia sedang memprospek kita. Syukur-syukur jika maksudnya positif, bagaimana jika tidak? (misalnya jika kita menolak, ia malah menjauhi.)
2. Ada maunya, alias mengharapkan sesuatu yang lebih dari kita. Misalnya ingin meminjam dana atau barang. Jangan terlena dan percaya begitu saja, apalagi sampai lengah dan tertipu.
3. Motif-motif lainnya yang sudah pasti harus kita selidiki begitu kita mencium gelagat yang kurang baik. Misalnya lajang mencoba membuat kita tertarik kepadanya walaupun kita sudah berkeluarga.
Tak bermaksud mengajak kita untuk selalu curiga dan over protektif dan selektif, akan tetapi tak ada salahnya jika kita mengetahui arah pergaulan dan persahabatan yang benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H