Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid Note: Percuma PJJ, Pak, Bu, Anak-anak Masih Main di Jalan!

16 April 2021   09:11 Diperbarui: 16 April 2021   09:51 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via gettyimages.com

Sudah setahun Indonesia dicekam Pandemi Covid-19 dan belum ada tanda-tanda penurunan berarti. Kalaupun ada, semua jadi tambah santuy lepas masker. Mal tambah rame, alasannya apalagi kalau bukan karena jenuh dan karena ingin mengembalikan gerak laju roda ekonomi.

Bahkan ada rekan saya yang pernah didiagnosis Covid-19 menyatakan :

Gak ada rasanya kok, positif aja terus isolasi, gak ada demam, batuk, pilek, sesak dan gejala aneh-aneh seperti yang orang-orang bilang.

Dan semakin tenang dan bertambah santuylah orang-orang lain, bahkan banyak yang sudah gak sabaran segera kembali ke Old Normal alias bisa seperti dulu lagi.

Anak-anak  dibiarkan main bebas di jalanan tanpa masker. Ada orang yang mau divaksin dan ada yang masih menolak vaksin. Alasannya bermacam-macam dan banyaknya bisa satu buku atau lebih. 

Ada yang bilang : "Vaksin untuk presiden masa 'sih sama yang untuk orang biasa (rakyat)? Sudah pasti beda-lah. Yang bagus dan efektif untuk presiden, menteri dan selebriti. Untuk kita? Masa 'sih yang gratis itu sudah pasti bagus, pasti yang bayar-lah lebih bagus!"

Belum lagi dilema PJJ dimana kita sudah hampir mengalami lost generation dimana satu generasi tak mencicipi bangku sekolah sesungguhnya selama satu tahun atau bahkan akan lebih lama lagi. Padahal pembelajaran jarak jauh takkan pernah bisa menggantikan pembelajaran tatap muka dimana ada interaksi sesungguhnya antara guru dan murid maupun sesama murid lainnya.

Walaupun saya secara pribadi kurang menyukai dan menyetujui metode ini, tapi demi kesehatan kami sekeluarga, apa boleh buat.

Memang kita semua sudah jenuh berada di rumah saja, sebisa mungkin tak kemana-mana, menjalankan protokol kesehatan yang ketat, sementara vaksin yang efektif dan merata belum ada.

Anak-anak tetangga yang berkeliaran dan berkumpul di luar rumah untuk main game online masih sangat banyak. Mereka tak pakai masker, apalagi mencuci tangan. Apakah Anda dan kita sebagai orangtua tak perduli dan hanya membiarkan saja? Bagaimana jika mereka sehat-sehat saja saat pergi namun pulang membawa virus Corona dari lingkungan sekitarnya?

Mari, bapak dan ibu kepala sekolah, guru, Mendikbud, Menkes, Satgas Covid-19, intinya mereka yang berkewajiban dan berwenang, turun tangan dan lakukan segera tindakan baik preventif-edukatif maupun yang bersanksi tegas untuk mereka-mereka yang mungkin terlena dan jadi semakin abai ini.

Karena PJJ masih belum bisa diakhiri apabila para anak-anak murid alias siswa masih jadi covidiot begini. Bayangkan saja ledakan kasus yang akan terjadi.

Ibarat kluster-kluster kecil bom waktu laten yang siap meledak apabila PTM sesungguhnya dilaksanakan.

Sudah sangat banyak contoh soal yang tak perlu dirinci satu-satu. Mari kita belajar peduli dan suarakan sharing saya ini dengan cara dan bahasa kita sendiri.

Salam, Wiselovehope.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun