Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Like for Like, Follow for Follow, Perlu Banget Gak Sih?

30 Januari 2021   20:40 Diperbarui: 30 Januari 2021   21:03 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah jadi budaya kalau di Instagram atau Facebook maupun berbagai media sosial lainnya, kita menemukan atau menulis hashtag atau tagar F4F dan Like for Like alias akan follow back akun yang follow kita atau like back akun yang suka postingan kita.

Menariknya, fenomena ini sebetulnya, sedikit banyak, muncul karena begitu hausnya kita akan sebuah like. Atau begitu inginnya kita memiliki banyak follower.

Padahal kalau mau jujur, seberapa banyak sih postingan akun lain yang betul-betul kita suka? Saya rasa, bila kita mau jujur, tak semuanya betul-betul kita suka.

Kita hanya terbiasa membalas, dengan pemikiran "Oh, dia sudah like kita, kita balas saja like-nya."

Prinsip yang sama dengan follow. Jadi seolah ada sebuah kewajiban kalau di-like ya harus like balik walaupun sebenarnya tidak ada yang disukai betul. Dan di-follow back juga padahal sebenarnya tak terlalu berminat dengan postingan akun tersebut.

Ironis? Memang.

Belum lagi bila kita memutuskan untuk menarik like kita ataupun meng-unfollow akun yang sudah kita follow tersebut.

Fenomena ini biasa saya temui di akun seperti contoh terdekat saya saja, akun khusus kreasi Zepeto saya di Instagram @z.couple.rj dimana saya sedang tak begitu konsentrasi di pengolahan video dan gambar seperti biasanya, jadi tak bisa memberi banyak like dan follow kepada akun Zepeto seperti biasanya. Alhasil, bebetapa followers saya meninggalkan follow alias tak follow saya lagi.

Saya maklum, karena follow memang tak bisa dipaksakan, toh saya memang tak sedang giat lihat-lihat, baca atau bahkan sempat me-like akun followers.

Cuma ironisnya, bila saya follow mereka lagi, mereka otomatis akan follback.

Dari sini saya belajar, betapa semunya euforia like dan follow itu. Jadi, sebaiknya tak usahlah kita paksakan untuk follow, follow back ataupun like. Dan belum tentu juga, walau seandainya 99 persen akun me-like sesuatu yang hebat, viral, memukau dan sebagainya, kita juga like dari hati yang paling dalam.

Jadi, tak usah banggalah dulu dengan jumlah followers yang berlimpah, selain mungkin itu sesuatu yang semu dan sementara, followers dan like jaman sekarang pun dalam jumlah sesuka dan semampu kita, sebetulnya bisa dibeli dan diperoleh dengan aplikasi. ;)

Salam, Wiselovehope.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun