Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(18+) Honey to The Moon (2) : Bulan dan Air Pasang

24 Januari 2021   16:25 Diperbarui: 28 Januari 2021   07:56 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Edisi perkenalan.


"Mana kecoa? Mana?"
"Di kolong ranjang rumahmu.."
Uuh, Rey bohong! Dasar!
Cuma pengen kena bumperku saja! - Joy merutuk sebal, sedangkan Rey tertawa-tawa saja, kesenangan.
"Nakal kamu, sebel ih, tega-teganya ngerjain aku." geramnya sambil memukul-mukul dada Rey.
"Aww, jangan Joy, ah ha ha ha, maaf, maaf. Kecoanya aku saja dah!"
Mereka jatuh berguling-guling di atas pasir, habislah sudah jas ningrat Rey dan gaun putih Joy yang tadinya rapi tertata itu, jadi abu-abu karena pasir yang basah. Akhirnya mereka saling merangkul dan lama sekali saling menatap mesra, lama tak bersuara. Hingga akhirnya Rey gak tahan lagi.
"Tapi kamu senang kan." goda cowok pengantin baru itu pada pasangannya sambil terus berpelukan. Sama-sama menahan tawa. Benar-benar adegan 'jorok' setelah makan.
"Enggak." Joy meleletkan lidah.
"Enggak salah lagi."
"Memangnya enak?" tambah si 'singa betina' yang sedikit-sedikit ngomong makanan.
"Iya, hangat dan empuk."
"Memangnya bantal?"
"Susu bantal." Rey menirukan iklan terkenal masa kanak-kanak.
"Ah, gak lucu."
"Dasar Joy, hard to please."
"Awas yaa.."

Mereka bangun dan bersih-bersih sekedarnya lalu kembali makan dessert kue, cheesecake kesukaan Joy. Rey tak begitu suka kue, tapi hari itu ia disuapi Joy terus.
"Kau terlalu kurus langsing. Pangeran tak boleh terlalu kecil, nanti gak berwibawa."
"Takut perutku jadi gemuk seperti Winney de Pyuh." sahut Rey.
"Iya, kamu sekarang masih seperti Pigleetz, babi kecil yang lucu."
"Kamu Tig-girl."
"Kok si macan? Dia kan cowok." protes Joy.
"Bouncy trouncy sih." Rey sedikit menggodanya.
"Apaku?"
"Rahasia."
"Nih." Joy menyodorkannya sepotong kue. Rey menggigitnya, dan Joy tiba-tiba ikutan.
Berdua mereka berlomba menghabiskan hingga pipi mereka berlepotan krim keju, hingga akhirnya bibir mereka bertemu.

Uhh, lembut banget - Joy merasa tiap kali ia mencium bibir tipis Rey, ada rasa hangat, nyaman, melelehkan jiwa raganya. Sekaligus seperti menyatukan dua kutub magnet. Susah betul mau lepas darinya.

Manis - batin Rey di sisi lain. Bibir Joy enak sekali, tebal, lebar tapi seksi. Lebih enak dari kue ini. Dan buat aku gak tahan lagi, rasanya mau buru-buru aja... Tapi ini masih terlalu dini, gak seru ah. - ia perlahan menyudahi ciuman mereka.
Uh - Joy merutuk sebal, tapi ia juga butuh sedikit napas, jadi mereka kembali ke posisi semula, sedikit minum dan kembali makan.

"Kayak tadi upacara makan kue ya." Joy mengingat acara tadi siang, seremoni potong kue pengantin.
"Ups, tadi gigit kue barengnya lama sekali, Mr. Brokoli iseng mengerjai kita, disuruh tahan pose melulu! Pasti pulang dari sini habis aku diledekin Yin dan Yang. 'Cie cie, Rey pengantin baru'."
"Makan kue denganmu paling asyik."
"Iya, tapi aku rindu kita makan spaghetti bareng juga, terus mulut saling bertemu di ujungnya."
"Ah, malu aku Rey. Mana mama memergoki kita lagi!" Joy tertawa-tawa.
"Tapi senang kan?" Rey meletakkan piring dan gelasnya. "Yuk kita ke.."
"Ke mana?"
"Ke ranjang pengantin kita dong."

Hah. Ran.. jang?

"A.. apaaa??" Joy masih sedikit kagetan, maklum, ini pertama kalinya ia akan 'menghabiskan malam' dengan Rey, bukan cuma bersebelahan kamar, tapi sekamar. Eh, di pulau seperti ini sepertinya tak ada kamar pengantin. Bangunan nyaris tak ada, hanya gazebo pernikahan terbuka mereka yang terhias indah.

Masa 'sih di situ kita akan bermalam? - Joy masih belum balik dari berpikir kerasnya. Rey malah tiba-tiba menarik lengannya.
"Yuk, kita ke 'tempat rahasia' kita. Tapi.. gak jadi, nanti saja, soalnya gak seru."
"Uhh, kamu ini ulur-ulur waktu aja, tolong jangan buat aku penasaran."

Joy masih agak deg-degan juga memikirkan malam pertamanya ini, seumur-umur si gadis jelata, ia baru kali ini akan... ahh, takut juga ya, pertama kali bersama seorang cowok tanpa bisa kemana-mana lagi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun