Ada yang mengejarku?
Mungkinkah Rey mau turun tahta mengejarku, atau malah senang aku kabur dari sini?
Princess Zoy alias si tomboy Joy terus berlari dengan kekuatan gaib yang tak ia sadari karena kakinya tiba-tiba bergerak sendiri, seakan-akan tak perduli pada sepatunya yang ber-hak cukup tinggi. Ia tiba di taman mawar istana, terengah-engah, menoleh ke belakang, siapa tahu ada pengawal atau pengawas acara yang mengejarnya, lalu meringkusnya.
Ia sebenarnya bukan hanya takut karena tak bisa berdansa. Ia sudah tak kuat memendam kekecewaan mengapa Pangeran Rey mengajak Putri Chelsea ke kencan mereka, dan kenapa mereka mengabaikan dia dan asyik ngobrol-ngobrol berdua saja.
Ia ingin sekali ada petunjuk atau sedikit saja perhatian khusus dari Rey, apakah Rey masih mencintainya seperti beberapa bulan yang lalu ataukah ia sudah berubah pikiran.
Apalagi Rey sampai saat ini belum membuka kacamata hitamnya, jadi Joy tak pernah tahu apakah Rey memperhatikannya atau tidak.
Siapa tahu acara ini sengaja dibuat untuk menyingkirkanku, karena Rey tak tega mutusin aku secara langsung. Jadi dengan terdepaknya aku, maka ia dengan mulus bisa bersama dengan putri yang kini ia suka.
Uh, Chelsea. Walau dari cerita Putri Agnez, sahabat barunya, Joy tahu kalau Chelsea memang dulu dekat dengan Rey, tapi Rey tak pernah mau jadian dengan Chelsea. Walau mereka sering dijodohkan, digadang-gadang sebagai Raja dan Ratu masa depan Evertonia. Walau katanya Chelsea pernah jadi model bagi Rey waktu Rey pertama kali menggemari kamera.
Chemistry antara Chelsea dan Rey saat berdansa tadi juga 'mungkin' ada. Hanya 'mungkin', karena Rey memakai kacamata hitam jadi tak pernah ada yang tahu apakah ia menatap pasangannya saat berdansa atau tidak.
"Rupanya kau ada di sini !!!"