"Para Hadirin dan pemirsa !!! Final Royal Game of Love sudah tiba !!!
Siapa pemenang yang berhak mendapatkan cinta dari Yang Mulia Putra Mahkota Pangeran Rey dari Evertonia?
Para kontestan tiga putri yang tersisa akan bersaing hari ini dalam suatu kontes rahasia dimana Pangeran Rey sendiri yang telah menentukan jenis lombanya dan masing-masing putri akan terlibat kontak langsung dengan Pangeran, beradu kemampuan, seni berkomunikasi dan tentu saja chemistry, dimana tak mungkin ada seorangpun yang bisa lolos tanpa memberi penampilan dan juga chemistry yang bukan hanya searah!
Kira-kira lomba apakah itu?"
Suara MC berambut hijau kribo Mr. Brokoli kembali menggema di ballroom istana mewah Evertonia yang maha luas. Para kontestan yang sudah mengenakan busana seanggun mungkin berdiri seperti putri-putri di kontes Miss UniverZe, Joy salah satunya. Ia belum begitu terbiasa dengan penampilan cantik ini, dan rambutnya juga paling pendek sendiri, jadi terasa aneh. Setidaknya bagi dirinya sendiri, belum lagi saat berdiri 2 putri sungguhan di sisinya. Pesaingnya yang bersahabat karib dan kompak merundungnya habis-habisan sejak menginjakkan kaki beberapa hari silam!
Putri Chelsea berambut pirang panjang tergulung-gulung begitu indah dengan glitter berkilauan, berias menor dan full color, alis tebal, bulu mata palsu dan perona pipi super glossy serta kuku palsu bercat mengkilap. Seperti top model banget.
Putri Velove berambut hitam legam bak model iklan shampo, juga berias minimalis dan dipoles make-up ala dewy face, natural banget tapi tetap ayu, membuat Joy tambah minder karena ia tak pernah bisa berdandan seperti itu di rumah.
Memang Joy cantik alami, apalagi saat tak berkacamata begini, Rey di balik kacamata hitamnya yang masih terus dipakai, diam-diam suka mengintip penampilan Joy dan memuji tanpa suara. Sebagai Pangeran yang sedang 'mencari jodoh' ia harus tetap netral sampai akhir acara, jadi kacamata itu, keren tapi jelek (menurut Joy) masih bertengger di atas hidungnya yang cukup mancung.
Pangeran Rey duduk sendirian berseragam kerajaan lengkap di atas tahta, hadir tanpa ayahandanya sang raja. Agaknya Raja tak begitu menyukai acara seperti ini, walau resmi dan ditata formal sekalipun.
"Sekarang kita mulai babak penentuan ini. Siap atau tidak, para putri jelita ini akan bertemu dengan Pangeran secara langsung, satu lawan satu..."