Ia berjalan melewatiku begitu saja. Tanpa perasaan. Apakah itu sengaja ? Atau bagian dari permainan yang kami sedang mainkan ?
Dan apa lagi yang harus kulakukan?
"Rey melakukannya bukan karena dirimu. Ia wajib berlaku adil kepada semua kontestan. Bila kau diistimewakan, dunia akan segera tahu tentang drama kita dan rencana kalian akan gagal." Yin dan Yang menghibur Joy.
Ya. Aku harus sabar. Hanya tinggal besok dan lusa. Aku harus fokus dan mencoba mencari solusi agar tiga pesaingku tersingkirkan.
Putri Chelsea, Velove, dan Agnez. Tak ada yang bisa kupercaya hingga sejauh ini. Rey memilih mereka tentu bukan alasan. Chelsea mengaku cinta monyet Rey. Apakah betul-betul mereka pernah jadian? Mungkin saja putri itu diam-diam masih menyimpan rasa.
Ah, Rey tentulah bukan tipe seperti itu. Joy tak tahu apakah ia calon raja yang menghalalkan poligami. Banyak kerajaan monarki mengizinkan adanya harem dan selir. Evertonia tak termasuk salah satunya.
Lagian, kalaupun itu sampai terjadi, aku takkan memaafkan Rey. Terlalu pencemburu dan posesif !
Malam itu Joy tertidur di atas kasur empuk berseprai kain jacquard pilihan berbantal bulu angsa. Merasa nyaman bagai putri raja sungguhan. Walau batinnya masih terguncang atas perundungan yang ia terima tadi siang.
Ha ha ha ha ha.
Tawa Chelsea dan Velove masih terngiang-ngiang sampai sekarang.