"Kalian mau apa dariku?" tanya Joy, berusaha untuk tetap tenang, tak terprovokasi.
Di-bully, ia sudah biasa. Di sekolah dahulu, saat ia masih begitu polos dan nerd, teman laki-laki tak ada yang suka padanya, jadi ia begitu sering diejek : kutu buku, profesor, mata empat. Bukan tipe cewek favorit semua cowok.
Tapi kali ini dua putri cantik yang seharusnya begitu baik hati seperti putri Disni, malah berubah menjadi malaikat bertanduk. Hanya tak bersayap dan berbuntut iblis.
Joy bisa mencium aroma permusuhan yang begitu anyir, yang tak mudah untuk dilawan begitu saja atau diabaikan.
Apa yang harus kulakukan?
"Jauhi Pangeran Rey, Putri Asing. Kau tak bisa mengambilnya begitu saja." Putri Chelsea berbisik di telinga Joy dengan napas sewangi bunga namun bernada sebusuk sampah. "Pangeran Rey adalah teman masa kecilku, cinta monyetku, kami pernah kencan sat SMU. Jadi tentu saja aku menang banyak di matanya, kami saling mengenal sampai sedekat-dekatnya, seakrab-akrabnya, sedalam-dalamnya."
Dan Putri Velove menambahkan, "Mereka calon raja dan ratu masa depan yang ideal."
Putri Chelsea mendekat lagi, dicengkeramnya lengan Joy sekuatnya dengan kuku-kuku jari palsunya yang berkuteks mengkilap hingga kulit Joy nyaris luka. Sakit, namun Joy tak kuasa melepaskan.
"Ingat itu baik-baik. Kau tak punya kesempatan. Bila kau nekat, kami takkan segan memberi pelajaran berharga untuk kau bawa pulang ke Outer Evertonia."
Ha - ha- ha -ha -ha.
Dengan tawa paling jahat, menakutkan dan menusuk-nusuk telinga, keduanya segera berlalu dari ruangan. Meninggalkan Joy yang masih deg-degan dan berusaha untuk tetap teguh. Walau ia sendirian. Walau ia merasa ada beban begitu berat di bahunya.
"Rey, kok tega-teganya kau memberiku ujian begini berat?"
Joy tahu, cara mereka ini adalah satu-satunya peluang dimana seluruh dunia akan tahu mereka saling mencintai. Dimana jika ia menang, takkan ada yang berani memisahkannya dari Rey, meskipun nanti akan ketahuan status keputriannya, atau tidak.
"Rey, apa yang harus kulakukan?"
"Jangan menyerah, Joy." tiba-tiba Yin dan Yang datang, memberi kekuatan. "Kau sudah hebat sekali tadi, kau tahu Rey lebih dari siapapun, di lluar sana, telah kau berikan jawaban yang benar, dimana semua orang lain terlalu jauh berpikir dan tak menyadarinya."
"Kalian yakin?"
"Ya. Kami tahu, putri-putri lainnya tak ada yang mencintai Rey sebesar dirimu. Mereka hanya ingin menjadi ratu, kelak duduk di tahta menguasai negara ini, mewarisi kekayaan raja Evertonia, dan tak perduli, apalagi mengerti diri Rey yang sesungguhnya."
"Kalian tahu bagaimana caranya menghadapi putri-putri itu?" tanya Joy, sedikit lebih lega mengetahui duo sahabat kekasihnya memang tak membiarkannya sendirian.
"Tenang saja, bila ada yang melanggar aturan kerajaan mereka bisa didiskualifikasi. Bersikap kasar, melecehkan, merisak, bila tertangkap kamera pasti akan dikeluarkan. Tapi kali ini biarkan saja, kedua putri itu takkan berani berbuat terlalu jauh."
"Te.. terima kasih, Yin, Yang. Kalian hebat. Sampaikan salamku untuk Rey."
"Kami akan melakukannya untukmu. Selamat beristirahat, Putri Zoy."
(ikuti kelanjutannya hanya di Noveltoon)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H