Tak lama, headline koran, tajuk utama media massa dan media sosial segera dipenuhi berita tentang kemunculan kembali Pangeran Rey. Setelah hampir empat tahun menghilang tanpa diketahui keberadaannya, Pangeran Rey kembali ke istana Evertonia dan langsung membuat heboh. Kemana saja Yang Mulia selama ini, apa yang dilakukan?
Sesuai janji Liz kepada Joy dalam paket surat 'ancaman'-nya waktu itu, foto-foto paparazzi kebersamaan pasangan Rey dan Joy saat berkencan pun tak jadi beredar. Seisi Evertonia sangat gembira atas kembalinya pangeran selebriti mereka. Namun Rey masuk istana tanpa klarifikasi dan memilih untuk bungkam. Raja mencium ada hal yang tak beres atas kepulangan kembali putra tunggalnya yang dadakan, namun tak bisa berbuat apa-apa.
Ya, Joy ditinggal sendiri. Lama. Tanpa berita. Berhari-hari, berminggu-minggu. Bahkan ia diwisuda, resmi jadi sarjana tanpa kehadiran Rey, tanpa ucapan selamat dari Rey. Ia digantungi?
Rey, drama kita apakah masih berlanjut? Mengapa ponselmu mati? Mengapa chat dan emailku tak kau balas? Aku sudah baca semua koran tentang kepulanganmu. Sudah lihat semua fotomu. Kau tampak tampan dalam seragam kerajaan dan mahkota itu. Benar, kau seorang pangeran. Dan aku siapa ya, hanya seorang gadis jelata warga asing. Apakah benar kau masih mencintaiku dari balik tembok istanamu yang megah?
Joy terdiam. Termenung. Mama Joy melihat putrinya duduk sendirian melamun, merenungkan hari terakhirnya bersama Rey di sini, bersama duo ksatria Yin dan Yang, dimana mereka pun belum mengontak Joy tentang rencana mereka selanjutnya, yang masih jadi tanda tanya bagi Joy.
Rencana besar yang jadi jalan satu-satunya untuk menyatukan Rey dan Joy - kata mereka waktu itu.
Satu-satunya.
Joy yang bingung belum diberitahu apa rencana besar itu dan hanya bisa menunggu dalam galau.
"Joy, masih menunggu kabar Rey?" suara mama memecah kesunyian.
"Ya, ma. Aku tak ingin melakukan apa-apa. Masih menunggu mereka. Bucin banget ya aku, ma?"
(ikuti kelanjutannya hanya di Noveltoon)