Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

The Prince & I (8) : Sang Pangeran & Aku (preview)

8 Januari 2021   08:35 Diperbarui: 22 Maret 2021   12:43 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Detik itu, menit itu, takkan pernah mereka berdua lupakan tuk selamanya, abadi membeku dalam relung waktu.

Rey melepaskan helmnya, dan benar, ya, itu dia.

Di mata Joy yang 'berjumlah empat' itu, yang hampir ia kucek-kucek saking tak percayanya, di lensa kacamata dan matanya, terlukis indah sosok pemuda berkulit bersih, berambut hitam pekat, dengan sepasang mata sipit ber-iris kelabu kecoklatan berbinar-binar, melengkung ke atas bagai sepasang bulan sabit, berpadu dengan senyum manis tulus, penuh kegembiraan. Ya Tuhan, Joy terpana, Rey tampak masih begitu muda,  baby-face, dan imut sekali. Tubuhnya langsing dan tak seberapa tinggi besar, namun entah mengapa, sulit sekali memalingkan 'keempat' mata ini darinya. Aku suka, aku suka, aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Astaga, pipiku memanas, tubuh merasa lemas.

Sementara Rey kini melihat gadis yang ada di foto beramai-ramai waktu itu langsung berada di hadapannya, tomboy memang, rambut bob kecoklatan lurus pendek sebahu, berkacamata tapi tak berkesan nerd, melainkan smart. Wajahnya agak bulat kekanakan, keseluruhan tubuhnya serasi, berisi, dan edgy. Inilah Joy yang kusukai, dan ya, aku menyukainya, lebih, lebih dari suka. Tak terlalu feminin dan tak seperti bangsawati-bangsawati kenalannya, sesuai idaman hatinya.

"Hai. Joy?" Suara rendah yang Joy suka sejak pertama kali mendengarnya di telepon itu, kini ia dengarkan secara langsung.

"Perkenalkan sekali lagi, namaku Rey. Rey The Rebel Prince." masih tersenyum, Rey sedikit bercanda, yang sebenarnya tidak. Joy tentu saja, belum mudeng, masih tak menganggapnya serius.

"Hai. Ya, ini aku." Suara Joy riang, sedikit terlalu tinggi karena gugup.

Joy buru-buru mendekat, berdiri terpaku di depan pintu pagar. Mereka masih saling memandang bagaikan anak kecil menatap kagum ikan-ikan dalam akuarium untuk pertama kalinya.

"Ehh, aduh.. maaf maaf, aku bengong sampai lupa bukain pintu untukmu." Joy tersipu sendiri. "Kau mau masuk?"

"Kita langsung pergi saja?" Rey tersadar, sepasang mata lain sedang memperhatikan mereka dari balik kaca jendela rumah. Pasti Mama Joy.

"Oh, baik, Rey, uh, kuambil jaketku dulu."

Joy buru-buru membuka pintu pagar setelah mengenakan jaket, dan mereka kini betul-betul berdekatan nyaris tanpa jarak. Joy mengenakan blus lengan pendek merah bergaris putih, celana panjang dan sepatu kets saja, namun Rey tak berhenti jua menatapnya, sementara mereka masih terus tersenyum satu sama lain. Akhirnya, sang pemuda mengulurkan tangan, dan disambut Rey dengan tangannya yang sedikit berkeringat. Lama berjabat, seolah tak ingin melepaskan genggaman. Tangan Rey hangat, halus, kuat. Sedikit terlalu erat, nyaris menyakitkan, namun nyaman dan terasa aman. Cukup lama mereka dalam posisi itu hingga Joy mesti berdehem karena mamanya masih menunggui mereka dari jarak tak seberapa. Mengawasi mereka bagai anjing herder yang curiga.

 "Kita pergi sekarang?" Bisik si pemuda sambil menyodorkan sebuah helm, lalu membantu memakaikan talinya pada kepala Joy. "Bolehkah aku berpegangan padamu sedikit, aku jarang sekali naik sepeda motor, takut jatuh." aku Joy malu-malu.

(ikuti kisah lengkapnya hanya di Noveltoon)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun