"Oh, baik, Rey, uh, kuambil jaketku dulu."
Joy buru-buru membuka pintu pagar setelah mengenakan jaket, dan mereka kini betul-betul berdekatan nyaris tanpa jarak. Joy mengenakan blus lengan pendek merah bergaris putih, celana panjang dan sepatu kets saja, namun Rey tak berhenti jua menatapnya, sementara mereka masih terus tersenyum satu sama lain. Akhirnya, sang pemuda mengulurkan tangan, dan disambut Rey dengan tangannya yang sedikit berkeringat. Lama berjabat, seolah tak ingin melepaskan genggaman. Tangan Rey hangat, halus, kuat. Sedikit terlalu erat, nyaris menyakitkan, namun nyaman dan terasa aman. Cukup lama mereka dalam posisi itu hingga Joy mesti berdehem karena mamanya masih menunggui mereka dari jarak tak seberapa. Mengawasi mereka bagai anjing herder yang curiga.
 "Kita pergi sekarang?" Bisik si pemuda sambil menyodorkan sebuah helm, lalu membantu memakaikan talinya pada kepala Joy. "Bolehkah aku berpegangan padamu sedikit, aku jarang sekali naik sepeda motor, takut jatuh." aku Joy malu-malu.
(ikuti kisah lengkapnya hanya di Noveltoon)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H