Detik itu, menit itu, takkan pernah mereka berdua lupakan tuk selamanya, abadi membeku dalam relung waktu.
Rey melepaskan helmnya, dan benar, ya, itu dia.
Di mata Joy yang 'berjumlah empat' itu, yang hampir ia kucek-kucek saking tak percayanya, di lensa kacamata dan matanya, terlukis indah sosok pemuda berkulit bersih, berambut hitam pekat, dengan sepasang mata sipit ber-iris kelabu kecoklatan berbinar-binar, melengkung ke atas bagai sepasang bulan sabit, berpadu dengan senyum manis tulus, penuh kegembiraan. Ya Tuhan, Joy terpana, Rey tampak masih begitu muda, Â baby-face, dan imut sekali. Tubuhnya langsing dan tak seberapa tinggi besar, namun entah mengapa, sulit sekali memalingkan 'keempat' mata ini darinya. Aku suka, aku suka, aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Astaga, pipiku memanas, tubuh merasa lemas.
Sementara Rey kini melihat gadis yang ada di foto beramai-ramai waktu itu langsung berada di hadapannya, tomboy memang, rambut bob kecoklatan lurus pendek sebahu, berkacamata tapi tak berkesan nerd, melainkan smart. Wajahnya agak bulat kekanakan, keseluruhan tubuhnya serasi, berisi, dan edgy. Inilah Joy yang kusukai, dan ya, aku menyukainya, lebih, lebih dari suka. Tak terlalu feminin dan tak seperti bangsawati-bangsawati kenalannya, sesuai idaman hatinya.
"Hai. Joy?" Suara rendah yang Joy suka sejak pertama kali mendengarnya di telepon itu, kini ia dengarkan secara langsung.
"Perkenalkan sekali lagi, namaku Rey. Rey The Rebel Prince." masih tersenyum, Rey sedikit bercanda, yang sebenarnya tidak. Joy tentu saja, belum mudeng, masih tak menganggapnya serius.
"Hai. Ya, ini aku." Suara Joy riang, sedikit terlalu tinggi karena gugup.
Joy buru-buru mendekat, berdiri terpaku di depan pintu pagar. Mereka masih saling memandang bagaikan anak kecil menatap kagum ikan-ikan dalam akuarium untuk pertama kalinya.
"Ehh, aduh.. maaf maaf, aku bengong sampai lupa bukain pintu untukmu." Joy tersipu sendiri. "Kau mau masuk?"
"Kita langsung pergi saja?" Rey tersadar, sepasang mata lain sedang memperhatikan mereka dari balik kaca jendela rumah. Pasti Mama Joy.