Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Masih Ragu Corona? Siapa dan Mengapa Bisa Kena, ya?

7 Januari 2021   12:12 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:18 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi Covidiot dari Getty Images

Perhatikan! Garis bawahi! Tak semua kalangan 'benar-benar terimbas' Virus Corona alias Covid-19,

Walau semua orang tentu bisa terkena infeksi ini, semua yang bernapas tentu saja! Lho, mengapa?

Coba kita bersama-sama perhatikan sebaik mungkin. Sudah banyak sekali contoh dan kisah nyata. Baca berita-berita, buka WA grup, dengar cerita tetangga sebelah. Siapa-siapa yang telah tertular virus ini, berdasarkan mayoritas pekerjaan, kegiatan sehari-hari, dan dimana habitat atau mereka habiskan waktu?

Mulai dari yang terkenal saja dulu ya. Politikus, selebriti, apalagi penyanyi. Lalu mereka yang orang-orang 'jelata' seperti kebanyakan kita. Para dokter dan tenaga medis, tentu saja. Disusul polisi, pemuka agama, dan masih banyak lagi orang-orang di depan layar.

Ada satu persamaan yang sangat menyolok.

Mereka sering bertatap muka dengan banyak orang. Dalam waktu lama. Dan tentunya dalam ruangan tertutup.

Jadi, walau semua tempat tentu beresiko, ada resiko tertinggi yang mengintai mereka yang berprofesi seperti yang disebutkan. Jadi jangan anggap remeh virus ini. Peringatan lebih kepada profesi-profesi di atas.

Tentu saja, ibu-ibu di pasar, bapak-bapak di bus, masih bisa tertular juga. Makanya, jangan dikit-dikit ngobrol, merokok dan lengah lepas masker. Anak-anak juga dijaga, apalagi belum ada vaksin kelak untuk mereka.

Satu lagi persamaan, khususnya dari yang terkenal-terkenal itu.

Mereka pasti bukan orang miskin. Bukan orang yang tak bisa beli vitamin, tak bisa menjaga kebugaran, dan tak bisa membeli makanan bergizi. Toh, mereka kena juga.

Intinya di sini, jangan sepelekan virus ini.

Jangan lagi bilang 'dikit-dikit Corona'. Bila mereka yang berada saja bisa kena, apalagi kita yang sederhana. Yang sekarang meratapi harga kedelai naik. Yang boro-boro mau beli masker dan hand sanitizer sementara cari makan aja susah.

Sementara kluster-kluster yang bermunculan kebanyakan dari mereka yang ngeyel alias Covidiot. Tetap gelar pernikahan, khitanan, dan lain-lain. Waspadalah,waspadalah. Cuma kumpul enak makan ngobrol sesaat, petakanya bersaat-saat.

Moga tak ada lagi demo-demo, jadi, minimal yang seperti ini tak lagi menyumbang lonjakan angka mortalitas di pandemi nan nyaris setahun ini. Yuk, tetap buka mata, buka hati, jaga kesehatan, jaga imunitas agar tetap tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun