Dear kaum lelaki. Lajang berpasangan maupun beristri. Mohon luangkan waktumu sejenak untuk membaca tulisan sederhana ini.
Sebelum kau putuskan untuk selingkuh atau poligami,
Saat ini mungkin kau lihat ada sesosok wanita, lebih cantikkah, mudakah, hebatkah,
Yang buat hatimu kini terasa gundah,
Resah memilih dia ataukah yang di rumah, juga yang kau janjikan suatu hari 'kan kau ajak nikah,
Dahulu kala, atau di suatu masa yang belum terlalu lama dalam hidupmu,
Kau pernah jatuh cinta pada seorang perempuan,
Di mana ia kini masih menunggumu, mungkin di rumah memomong putra-putrimu, memasakkan makanan kesukaanmu, dan berharap dan berdoa agar kau cepat pulang,
Atau kekasih, di mana kini ia menunggumu di rumahnya, tersenyum membayangkanmu, menunggu kabar darimu, ingin segera bertemu lagi denganmu.
Perasaan dan hatinya hanya untukmu, ia percayakan masa depan dan nasibnya dalam tanganmu, ia yang kau miliki pasti saat ini.
Kekasihmu, istrimu, ibu dari putra-putrimu.
Suami-suami! Ingatlah istrimu, dimana ia telah memilihmu dari sekian banyak pria, yang mungkin jauh lebih baik dari darimu dalam berbagai hal,
Di mana ia bergaun putih atau berkebaya begitu indah, tersenyum bahagia, bibirnya merekah saat kau sematkan sebentuk cincin di jari manisnya, kau janjikan akan dampingi seumur hidupnya,
Sekarang, relakah kau lepaskan, relakan cinta suci yang telah terpatri pasti,
Demi seseorang yang walau jelita, kau tak tahu jelas semua isi hati,
Yang ingin kau jadikan yang kedua, ketiga, bahkan yang seterusnya,
Sebab sesungguhnya nafsu takkan pernah ada puasnya,
Sama seperti cinta semestinya hanya untuk berdua,
Jadi, sebelum kau ambil sebuah keputusan, sebelum kau lepaskan genggaman tangan seorang wanita nan setia,
Berpikirlah jernih dan bijaksana, bagaimana kau sanggup tempuh ketidakpastian masa depan tanpanya,
Betapa sakitnya perasaan dan hati wanitamu terbagi-bagi, tak rela tetapi berkorban demi cinta,
Betapa akan tercabik jiwa polos dan harapan putra-putrimu, saat melihat orangtua mereka tak bersama lagi.
Jadi, wahai para pecinta, ingatlah, bahwa keluarga adalah segalanya.
Sebelum kau telanjur turut hawa nafsu hingga kehilangan segalanya, ingatlah.
Karma itu ada dan nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H