Insensitivitas atau bisa juga disebut "kurang peka" adalah sikap yang sering kita alami atau kita dapatkan dari sekitar. Semisal, ada yang tiba-tiba menyindir di status Whatsapp. Mungkin ada pemirsanya yang belum bayar hutang. Disindir : Masih ingat sama gue ? Tapi yang disindir, yang mungkin sekali membaca karena sifatnya yang kepo, tak kunjung menanggapi. Contoh lain. Ada juga yang berkali-kali melihat atau tahu, ada teman kantor yang pulangnya jauh atau berjalan kaki, punya kendaraan, tapi tak menawarkan tumpangan. Pernah mengalami ?
Anda tak seorang diri. Ketidakpekaan, entah kitanya si pelaku atau merekanya terhadap kita, pasti ada sebab akibatnya.
Ada beberapa hal yang menjadi sebab hilangnya rasa sensitif atau kepekaan pada sekitar:
1. Terlalu fokus kepada diri sendiri. Misalnya, sedang asyik bermain atau menonton televisi hingga panggilan orang lain tak terdengar.
2. Sengaja memberi silent treatment kepada orang yang dihindari. Mungkin takut ditagih pembayaran hutang, takut disentil akibat masalah antara sesama teman, dan lain-lain.
3. Menganggap segala hal sebagai take it for granted atau sudah semestinya seperti itu. Misalnya, keluhan tentang keluarga itu sudah biasa, di-skip sajalah. Alias dicueki.
Akibat dari insensitivitas kita terhadap sesama:
1. Kehilangan teman atau rekan yang bisa diajak bicara. Bila Anda mulai insensitif terhadap mereka, mereka juga akan mulai insensitif terhadap Anda. Jadi jangan salahkan siapa-siapa bila Anda menyapa, misalnya di gup WA, namun tak ditanggapi.
2. Tidak menerima respons yang diharapkan. Ajakan untuk melakukan sesuatu yang biasa ditanggapi antusias, karena ketidakpekaan, bisa jadi tak lagi ada yang di-reply oleh orang-orang segrup WA Anda.
3. Adanya perubahan sikap dari orang-orang terdekat. Entah mereka tak lagi respek pada Anda, atau mereka mencari orang lain yang dianggap lebih perduli. Biasanya mudah minta tolong, karena Anda tak mau balas menolong, ya tak ada lagi pertolongan.
Karena itu, sangat penting bagi kita untuk belajar lebih sensitif lagi dan bisa membuka hati dan perasaan.
Misalnya, minta maaflah bila belum bisa membayar hutang dan berjanjilah kepada diri sendiri dan pemilik piutang bagaimana Anda bisa mulai mencicilnya. Cobalah untuk melihat dari sudut pandang orang lain sebelum menghakimi atau menyalahkannya lalu menjadi tak peka pada keadaannya yang sehari-hari Anda lihat.
Di masa sulit seperti sekarang ini, pribadi yang sensitif akan sangat berarti dan dihargai lebih dibanding mereka yang sibuk sendiri mengasihani diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H