Niat kita baik. Maksud kita tulus. Tujuan kita mulia. Tanpa ingin dapat pahala.
Memberi, menolong, membantu. Sangat baik hati, tidak pandang bulu, kasihilah sesamamu.
Sampai kita berasa jadi sinterklas, padahal isi dompet lagi memelas. Kita berasa jadi peri baik hati yang ingin Cinderella bisa pergi ke pesta dansa dan bertemu pangeran tampannya.
Kita beri keringanan dan waktu tak terbatas, kita sisihkan waktu, kita ikut berdoa, kurang apa coba.
Namun sayang seribu sayang, pihak yang kita coba bantu, seringkali ambigu. Teman yang kepadanya kita ulurkan tangan, malah ambil kesempatan. Pihak yang kita kasihani dan beri keringanan, malah berlagak jadi korban.
Pada akhirnya, kesimpulan saya pribadi, kita harus baik hati pada semua orang, namun sayangnya tak semua layak untuk dijadikan teman. Walau yang berselimutkan iman. Lebih baik berteman dengan yang berpenampilan preman, namun setia kawan.
Hidup memang tak mudah sekarang, namun tak semua bisa diajak bergandengan tangan meruntuhkan aral melintang.
Pada akhirnya, semua keputusan, kepada diri masing-masing akan berpulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H