Mohon tunggu...
Ahmad Mujammil Raza
Ahmad Mujammil Raza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2023

Semangat Terus

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peringatan G30S/PKI: Sejarah atau Propaganda?

18 November 2024   21:35 Diperbarui: 18 November 2024   21:52 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan peristiwa Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) setiap tahunnya di Indonesia telah menjadi tradisi yang mendalam. Namun, di balik peringatan ini, terdapat perdebatan sengit mengenai sejauh mana peristiwa tersebut telah dipolitisasi dan dijadikan alat propaganda oleh rezim yang berkuasa.

Propaganda Orde Baru

Selama era Orde Baru, peringatan G30S/PKI sangat kental dengan nuansa propaganda anti-komunis. Film "Pengkhianatan G30S/PKI" yang diproduksi pada tahun 1984 menjadi salah satu contoh paling menonjol. Film ini secara efektif membentuk persepsi publik tentang PKI sebagai musuh utama negara dan menjadi alat legitimasi kekuasaan bagi rezim Soeharto.

Kritik terhadap Narasi Tunggal

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak suara yang mengkritik narasi tunggal tentang G30S/PKI yang selama ini dipropagandakan. Para kritikus berpendapat bahwa:

  • Penyederhanaan peristiwa: Peristiwa G30S/PKI digambarkan secara hitam putih, dengan PKI sebagai pihak yang sepenuhnya bertanggung jawab tanpa adanya konteks sejarah dan politik yang lebih luas.
  • Pembungkaman suara berbeda: Kritik terhadap versi resmi peristiwa ini seringkali dibungkam dan dianggap sebagai upaya untuk membela komunisme.
  • Absennya analisis kritis: Sejarah G30S/PKI jarang dianalisis secara kritis dan objektif di lingkungan pendidikan.

Perlu Tinjauan Ulang

Peringatan G30S/PKI perlu ditinjau ulang secara kritis. Sejarah harus dilihat dari berbagai perspektif dan tidak boleh hanya didasarkan pada satu narasi tunggal. Hal ini penting agar generasi muda dapat memahami peristiwa tersebut secara lebih utuh dan tidak terjebak dalam polarisasi.

Pertanyaan-pertanyaan yang Perlu Dijawab

  • Tujuan sebenarnya di balik peringatan G30S/PKI: Apakah semata-mata untuk mengenang korban atau lebih kepada kepentingan politik?
  • Bagaimana peran media dalam membentuk persepsi publik tentang G30S/PKI?
  • Apa dampak jangka panjang dari propaganda anti-komunis terhadap masyarakat Indonesia?
  • Bagaimana seharusnya kita memperingati peristiwa sejarah yang kontroversial seperti G30S/PKI?

Kesimpulan

Peringatan G30S/PKI adalah peristiwa kompleks yang sarat dengan kepentingan politik. Meskipun penting untuk tidak melupakan sejarah, kita juga perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam propaganda yang membelokkan fakta. Dengan menganalisis peristiwa ini secara kritis, kita dapat membangun pemahaman yang lebih baik tentang sejarah bangsa dan mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun