Sebagai salah satu jenis sayuran yang paling mudah dijumpai, wortel dan bentuknya sudah tidak asing lagi bagi kita hingga begitu melihat kata tersebut, langsung muncul dalam pikiran kita sebuah umbi panjang berwarna oranye. Maka ketika belakangan ini muncul tren makanan seperti jus wortel ungu dan hitam, mungkin timbul pertanyaan mengenai apakah wortel tersebut merupakan jenis baru, bagaimana wortel dapat memiliki warna tertentu, dan juga bagaimana wortel jingga menjadi yang umum dikenal sekarang ini. Berikut yang dapat penulis temukan tentang hal ini :
Penelitian ini mengkonfirmasi dugaan  bahwa gen bernama Y bertanggungjawab atas perbedaan wortel kuning, putih, dan jingga. Salah satu variasi dari gen tersebut dapat memicu penumpukan karotenoid yang menghasilkan warna kejinggaan pada wortel. Namun agar senyawa tersebut dapat terakumulasi dalam jumlah yang besar hingga menimbulkan perbedaan warna, dibutuhkan gen tambahan yang sebelumnya tidak diketahui. Baik gen Y maupun gen tambahan bersifat resesif, yang berarti dua salinan dibutuhkan agar dapat terjadi akumulasi karotenoid. Hal ini jarang terjadi di alam dan bila demikian merupakan kelainan jalur metabolik yang terkait dengan penginderaan cahaya.
Karotenoid itu sendiri merupakan salah satu pigmen yang berperan dalam proses fotosintesis, yaitu pembentukan nutrisi seperti gula dari air, karbondioksida, dan zat lain yang terkandung di tanah dengan adanya cahaya. Karena wortel merupakan umbi akar yang tidak terkena cahaya, maka normalnya seperti yang terjadi pada wortel liar, karotenoid tidak dihasilkan di akar.
Melalui budidaya, barulah jenis wortel yang berwarna-warni mulai dikenal. Meski tidak diketahui secara pasti mengapa wortel berwarna lebih dipilih dibandingkan yang berwarna putih, diduga bahwa hal ini diperuntukkan untuk membedakan wortel yang ditanam dengan wortel liar, atau mungkin karena bentuknya yang lebih menarik.
Dari tahun 1976 hingga 2013, Â konsumsi wortel dunia meningkat empat kali dan pemilihan wortel yang lebih bergizi menyebabkan semakin jingganya warna wortel yang tersedia di pasaran, hingga ditemukan wortel sekarang memiliki karoten 50% lebih banyak dibandingkan pada tahun 1970.
Selain menemukan bagaimana wortel memperoleh warnanya, studi di atas juga telah membantu upaya peningkatan tanaman wortel untuk budidaya dan menggambarkan perubahan  cara beroperasi petani yang memanfaatkan teknologi terbaru untuk menjawab pertanyaan dasar tentang tanaman budidaya. Diharapkan pula bahwa studi ini dapat membantu peningkatan tanaman budidaya lain di seluruh dunia, seperti lobak dan ketela.
Sumber :
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI