Kita sering mendengar frasa "Nyinyir" dan "Baper" dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyinyir diartikan sebagai mengeluarkan kata-kata sinis atau merendahkan orang lain dengan kata-kata yang kurang sopan. Sementara terlalu baper atau overreacting berarti bereaksi secara berlebihan terhadap suatu situasi atau peristiwa.
Tentu saja, tidaklah mudah bagi kita atau orang lain untuk mengontrol diri dan mencegah perilaku nyinyir atau terlalu baper. Namun, ada beberapa alasan mengapa kita harus berusaha untuk meningkatkan empati dan menghindari perilaku tersebut. Simak yuk!
1. Meningkatkan Kesehatan Mental
Mengeluarkan kata-kata negatif atau bersifat merendahkan bisa memicu terjadinya stres, kecemasan, dan depresi pada seseorang yang menjadi target. Hal tersebut berdampak pada kerusakan kesehatan mental dan bahkan memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada. Sebaliknya, mengembangkan sikap yang lebih berempati dan menunjukkan dukungan bisa meningkatkan kesehatan mental seseorang dan diri sendiri.
2. Mengurangi Konflik
Nyinyiran dan reaksi yang terlalu sensitif dapat memperburuk hubungan sosial dan meningkatkan ketegangan. Namun, dengan menunjukkan kesabaran dan empati, kita dapat meningkatkan harmoni dalam hubungan dan mengurangi kemungkinan konflik.
3. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
Meningkatkan kemampuan empati juga dapat meningkatkan keahlian komunikasi. Dengan belajar untuk secara efektif mendengarkan dan menghormati perspektif orang lain, kita dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih baik.
4. Memperkuat Perasaan Kemanusiaan
Sebagai manusia, kita semua memiliki kekurangan. Namun, dengan menunjukkan empati, kita bisa lebih menghargai perasaan dan pengalaman orang lain dan memperkuat rasa kemanusiaan kita.
5. Menjadi Teladan Bagi Lingkungan Sekitar
Tindakan kita berpengaruh pada lingkungan di sekitar kita. Dengan menunjukkan sikap positif dan empati, kita dapat mempengaruhi orang lain untuk berperilaku dengan cara yang sama dan membentuk lingkungan yang lebih positif dan harmonis.
Lalu, bagaimana caranya untuk meningkatkan empati dan menghindari perilaku nyinyir atau terlalu baper?
1. Menjadi Pendengar yang Baik
Ketika seseorang berbicara, sebaiknya kita fokus untuk mendengarkan dengan baik dan menghargai pandangan yang disampaikan. Lebih baik menahan diri untuk tidak terburu-buru memberikan pendapat atau mengevaluasi orang lain sebelum memahami konteksnya terlebih dahulu. Sebaiknya kita hindari menginterupsi pembicaraan orang lain dan usahakan memahami perasaan dan pikiran mereka.
2. Berbicara dengan santun dan positif
Dalam berbicara, sebaiknya hindari kata-kata yang kasar atau mengandung sinisme. Lebih baik menggunakan kata-kata yang santun dan positif, serta menghindari berdebat dengan orang yang berbeda pandangan. Jika ingin memberikan kritik atau masukan, lebih baik disampaikan dengan cara yang sopan dan membawa manfaat.
3. Berusaha memahami perasaan orang lain
Usahakan untuk merasakan empati terhadap perasaan orang lain dan mengerti mengapa mereka merespon suatu situasi dengan cara tertentu. Dengan memahami perasaan orang lain, kita dapat menghindari perilaku yang terlalu sensitif atau berlebihan dalam merespon suatu hal.
4. Jangan terlalu memaksakan pendapat
Hindari untuk tidak memaksakan opini atau membuat orang lain memahami sudut pandang kita. Lebih baik untuk membahas suatu permasalahan dengan cara yang sopan dan menghargai perspektif orang lain. Sering kali, perbedaan pendapat bisa memberikan hasil diskusi yang lebih kaya dan sudut pandang yang berbeda-beda.
5. Mencari pemahaman yang lebih dalam
Cobalah untuk melihat lebih dari sekadar informasi yang tersaji di permukaan. Usahakan untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu situasi atau masalah. Dengan cara ini, kita dapat memahami latar belakang dan konteks yang lebih luas dari peristiwa tersebut dan menghindari perilaku yang terlalu emosional atau merespon berlebihan.
Kesimpulannya, penting untuk meningkatkan kemampuan empati dan menghindari perilaku negatif seperti merendahkan atau merespon secara berlebihan dalam menjaga hubungan sosial yang sehat dan harmonis. Dengan menghargai perasaan dan pandangan orang lain, kita dapat memperkuat sifat kemanusiaan dan memberi inspirasi kepada orang lain.
Terima kasih sudah membaca.
Semoga artikel ini membawa manfaat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menciptakan lingkungan yang lebih positif dan harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H