Mohon tunggu...
Randita Amalia
Randita Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perintis Mimpi

Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali dan Lestarikan Kesenian Betawi di Era Modern

6 Juli 2021   11:16 Diperbarui: 6 Juli 2021   11:55 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Ondel-ondel

Sumber gambar: megapolitan.kompas.com
Sumber gambar: megapolitan.kompas.com


Kini, ondel-ondel kerap kita jumpai di lingkungan sekitar kita, khususnya di DKI Jakarta. Ondel-ondel adalah salah satu ikon khas dari Suku Betawi. Selain sebagai ikon khas dari Suku Betawi, Ondel-ondel memiliki fungsi sebagai pelengkap dalam upacara adat tradisional masyarakat Betawi, seperti : Hajatan (Pernikahan dan Khitanan). Pada zaman dahulu, ondel-ondel diciptakan untuk penolakan bala atau bencana bagi masyarakat Betawi yang mempercayainya. Namun sangat disayangkan, ondel-ondel zaman sekarang dialih fungsikan sebagai alat mata pencaharian seperti mengamen.

4. Tari Topeng Betawi

Sumber gambar: pariwisataindonesia.id
Sumber gambar: pariwisataindonesia.id


Tari Topeng Betawi adalah salah satu kesenian masyarakat Betawi yang menggabungkan unsur drama (lakon), bebodoran (lawak), seni tari, seni musik, dan suara. Kesenian Tari Topeng Betawi pertama kali diciptakan oleh Mak Kinang dan Kong Djioen pada tahun 1930 yang konon terinspirasi dari Tari Topeng Cirebon. Kesenian ini pun berkembang di wilayah Komunitas Betawi Pinggir (Betawi Ora).

Pada masa lalu, Tari Topeng Betawi ditampilkan oleh para seniman secara berkeliling, dari satu tempat ke tempat lain. Tari ini juga ditampilkan dalam gelaran acara adat seperti pernikahan atau khitanan, sebagai salah satu ritual yang dianggap mampu melindungi dari bahaya dan malapetaka. Seiring perkembangan zaman dan lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap mitos, tari ini pun berubah menjadi hiburan dalam acara adat maupun festival budaya.

5. Palang Pintu

Sumber gambar: megapolitan.kompas.com
Sumber gambar: megapolitan.kompas.com
Palang pintu merupakan salah satu kesenian dan tradisi masyarakat Betawi sejak zaman dahulu. Biasanya palang pintu hadir dalam upacara pernikahan maupun khitanan.

Palang pintu menggabungkan seni beladiri dengan seni sastra pantun. Dalam tradisi ini, jawara yang bertindak sebagai perwakilan mempelai laki-laki dan perempuan akan saling menunjukan kemampuan memperagakan gerakan silat dan melontarkan pantun satu sama lain.

Tradisi palang pintu menyimbolkan ujian yang harus dilalui mempelai laki-laki untuk meminang pihak perempuan. Jawara dari daerah asal laki-laki harus bisa mengalahkan jawara yang berasal dari daerah tempat tinggal perempuan. Hal ini sesuai dengan pelaksanaannya di mana rombongan mempelai laki-laki harus melewati hadangan tantangan yang diberikan oleh pihak perempuan. Sementara itu, berbalas pantun dimaknai sebagai manifestasi dari diplomasi. Palang Pintu juga berfungsi untuk mendekatan hubungan antarkampung dan antarkeluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun