Malang, 5 November 2024Â -- Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang mengadakan edukasi mengenai bullying untuk siswa kelas 4 SDN Sawojajar 1 Kota Malang. Kegiatan yang diikuti oleh 30 siswa ini bertujuan untuk mengenalkan konsep bullying, ciri-ciri, serta strategi pencegahannya. Melalui pemahaman tentang bahaya bullying sejak dini, acara ini diharapkan dapat mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman, serta mengurangi risiko terjadinya bullying di jenjang pendidikan selanjutnya.
Acara diawali dengan pengenalan definisi bullying, diikuti penjelasan tentang ciri-ciri dan cara pencegahan. Materi disampaikan menggunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar, dengan penekanan pada pentingnya empati dan saling menghormati. Selama sesi berlangsung, terlihat antusiasme siswa yang aktif bertanya dan menjawab dalam diskusi interaktif, menunjukkan ketertarikan mereka dalam memahami materi yang disampaikan.
Latar Belakang
Edukasi mengenai bullying yang diadakan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang ini didasari oleh hasil wawancara pada semester 6 tahun 2024 di SDN Sawojajar 1 Kota Malang. Dalam wawancara tersebut, Bu Anik, wali kelas 6, mengungkapkan bahwa masalah bullying merupakan tantangan utama yang sering dihadapi. "Yang sering kami hadapi di kalangan siswa adalah masalah bullying, khususnya di kelas 6," ujarnya.
Berdasarkan temuan tersebut, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang memutuskan untuk mengadakan program intervensi berupa edukasi dan pengabdian masyarakat. Siswa kelas 4 dipilih sebagai sasaran kegiatan ini dengan harapan dapat memutus rantai bullying sejak dini sebelum masalah serupa muncul di jenjang pendidikan berikutnya.
Respon Positif dari Guru dan para Siswa
Bu Sufia Dewi, Wali Kelas 4B, mengapresiasi kegiatan edukasi yang diadakan oleh mahasiswa. Ia mengungkapkan bahwa meskipun sekolah sudah memiliki program sosialisasi terkait bullying, edukasi tambahan ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman siswa mengenai konsep bullying. "Kami sudah mengadakan sosialisasi bullying, tetapi masih ada kasus yang terjadi. Dengan edukasi ini, harapannya kasus bullying di sekolah dapat berkurang," ujarnya.
Sementara itu, para siswa juga menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang acara. Mereka aktif menjawab pertanyaan dari pemateri dan berpartisipasi dalam sesi ice breaking. Bahkan, salah satu siswa dengan percaya diri menyanyikan lagu anti-bullying yang diajarkan oleh sekolah di depan kelas, menambah semangat suasana kegiatan. Respon positif ini menunjukkan bahwa siswa tidak hanya memahami materi, tetapi juga terlibat secara emosional dalam upaya mencegah bullying.
Harapan Pemateri
Pemateri berharap program edukasi ini dapat menciptakan siswa yang berkualitas sekaligus mendukung terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Dengan menanamkan rasa empati sejak dini, siswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk mencegah bullying, baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar. Selain itu, pemateri menginginkan agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa depan, sebagai bagian dari upaya jangka panjang dalam membangun generasi penerus bangsa yang bebas dari bullying.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H