Mohon tunggu...
Randi Pratama
Randi Pratama Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Penggemar Tafsir Qur'an, Intuitif, Sufistik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keajaiban di Balik Maulid Nabi Muhammad SAW

9 November 2019   18:30 Diperbarui: 9 November 2019   18:29 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aduhai, ketika dunia semakin di selimuti kabut kegelapan, maka tepatlah kedatangan Sang Pelita penuh cinta, sang pemimpin umat yang membawa risalah kenabian, pun sebagai Rahmat bagi seluruh alam.

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al -Anbiya : 107).

Dialah Habibullah Muhammad SAW, yang Nur (cahaya) nya adalah ciptaan pertama kali yang di ciptakan oleh Allah SWT, dari Nur Muhammad itu lah alam semesta di ciptakan, langit dan bumi dan seluruh alam jagat raya. Akhlaq para nabi adalah gambaran akhlaq Nabi Muhammad yang mulia, bahkan kegantengan Nabi Yusuf as adalah gambaran kegantengan Nabi Muhammad SAW.
Yaa jamaalu yaa jamaalu yaa Rasulallah.

Berbicara perihal hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 rabiul awwal ini, maka ada dua opsi yang ingin penulis paparkan :
1. Maulid (Hari Kelahiran)
2. Maulud (Sosok yang dilahirkan)

1. Maulid
Suasana semakin mencekam, ketika gerombolan Pasukan gajah yang dipimpin Abrahah masuk ke kota Makkah untuk menghancurkan Ka'bah. Dan Allah SWT tidak mungkin membiarkan rumah-Nya hancur begitu saja. Maka di utuslah burung ababil yang membawa batu dari neraka untuk menghancurkan tentara gajah tersebut. Kemudian di abadikan lah kisah ini didalam surah Al-Fiil, jadilah pasukan gajah itu seperti dedaunan yang dimakan ulat.

Burung-burung cantik bernyanyi syahdu di malam lahirnya Nabi, pepohonan dan bebatuan bersujud bertasbih, patung-patung yang di sembah kaum kafir hancur lebur, api yang di sembah kaum majusi padam.

Sepatutnya kita umat yang di cintai nya harus bergembira dengan kedatangan Nabi. Abu lahab saja yang di jamin masuk neraka di ringankan siksaannya pada hari Senin; karena bahagia menyambut kedatangan sang pelita dalam gelap. Mudah-mudahan dengan adanya perayaan maulid yang kita rutinkan ini, rasa cinta kita kepada Baginda Nabi bertambah bergejolak, dan guna memohon syafaatnya di Yaumil Qiyamah nanti.

Berbicara soal Maulid, ialah kata yang di serap dari bahasa Arab : Maulidun (waktu kelahiran). Maka maulid Nabi berarti waktu lahirnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Para Ulama sepakat bahwasanya 12 rabiul awwal adalah tanggal dan bulan lahirnya Nabi. Adapun harinya adalah hari Senin. 

Terselip sebuah pertanyaan : kenapa Nabi Muhammad SAW lahir di hari Senin, kenapa tidak di hari Jum'at, Sabtu atau Selasa, Rabu dan seterusnya ?, Dan kenapa Nabi lahir di bulan rabiul awwal ?.

Jawaban : Karena Allah SWT menetapkan hari Senin adalah hari spesial yang tidak dimiliki hamba-Nya selainnya. Maka disunnahkan lah pada hari itu berpuasa Senin-Kamis.

Begitu pula Senin adalah kata yang di serap dari isnaini (dua). Hari Ahad menunjukkan bahwasanya Allah SWT adalah yang satu, dan yang Pertama tanpa permulaan, yang Terakhir tanpa akhiran. Maka di jadikanlah hari Senin (yang kedua ini) sebagai hari yang istimewa, hari kelahiran untuk sang sosok ciptaan-Nya yang paling sempurna, manusia tak seperti manusia, ialah Baginda Nabi Muhammad SAW. 

Dan beliau lahir pada bulan rabiul awwal ; menunjukkan bahwasanya kemuliaan ini khusus di berikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Jika Beliau lahir di bulan Hurum misalkan bulan Muharram, rajab dan seterusnya, maka nanti akan ada yang mengatakan bahwa Nabi itu mulia karena lahir di bulan mulia. Nauzubillah min dzalik.

Nabi Muhammad SAW, beliau mulia karena Allah SWT menjadikannya mulia, menjadikannya sebagai kekasih-Nya. Maka sang kekasih adalah istimewa di segala hal apapun, bahkan namanya pun bersanding di baitullah (masjid). Yaa Rasulallah yaa habiballah.
Allahuma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad.

2. Maulud
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur'an :

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah : 128).

Yaa Rabb, begitulah sifat beliau, sangat cinta kepada umatnya, lantas apa kita balik mencintai nya ?; Karena tidak sempurna keimanan seseorang hingga Nabi Muhammad SAW lebih ia cintai ketimbang keluarganya, dirinya sendiri, dan seluruh manusia. 

Nabi Muhammad SAW berjuang dan berjihad di jalan Allah, menegakkan syariat Islam penuh dengan tetes keringat dan darah, sampai-sampai beliau di kejar dan ingin dibunuh oleh kaum kafir Quraisy. Ini semua Nabi lakukan karena cinta dan kasih sayangnya kepada kita semua teman-teman. Bersholawat lah kepadanya. Allahumma shalli wasallim wa barik alaihi.

Jika teman-teman ingin melihat Al-Qur'an berjalan, maka lihatlah kepada Baginda Rasulullah SAW. Al-Qur'an Al-Karim dengan segala mukjizatnya sampai hari akhir, telah ada dalam diri Nabi. Jikalau tanpa hati Nabi, maka Al-Qur'an tidak akan di turunkan, jikalau bukan karena lisan Nabi, tidak mudahlah Al-Qur'an (untuk di hafalkan).

Akhlaq mulia beliau adalah Al-Qur'an, senyumnya membuat hati yang gelisah menjadi sumringah, Tutur katanya halus dan bagus, tidak berbicara melainkan kebenaran, berdiri menghormati jenazah yang lewat meskipun bukan muslim. Inilah Rasulullah SAW yang menjadi suri tauladan yang baik.

Mudah-mudahan dengan adanya perayaan maulid, cinta kita kepada Nabi semakin memuncak, tidak lagi surut, Istiqomah menjalankan syari'at dan Sunnah nya, dan menyuruh kepada kebaikan, melarang kepada kemungkaran, guna meninggikan kalimat Allah yang Haq.

Allahumma shalli wasallim wa barik alaihi.

Bagikan tulisan ini jika bermanfaat.
Silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar.

Kairo, 12 rabiul awwal 1441 H.

Sumber : Muhadhoroh dan khutbah Jum'at bersama Syaikh Dr. Yusri Rusydi di masjid asyraf mukotom, Mesir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun