Mohon tunggu...
Randi Pratama
Randi Pratama Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Penggemar Tafsir Qur'an, Intuitif, Sufistik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Esensi Cinta

23 Oktober 2019   15:00 Diperbarui: 23 Oktober 2019   19:18 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta adalah kecondongan hati terhadap seseorang yg di cintai, ia sebut (seseorang itu) sebagai kekasih hati. Cinta itu saling, saling berkembang keduanya, saling mengingat dan mengingatkan, saling merindu dan mendoakan, saling berbagi dan melengkapi, saling berjuang dan menyemangati, semuanya saling - saling - saling, tidak hanya salah satunya saja.

Cinta itu kuat jangan salah, seorang yg mencintai Rela terbakar panasnya api kasih sayang ; karena yg ada dalam hatinya hanya kekasih, dia tidak memikirkan dirinya sendiri, yg ada di fikirannya bagaimana caranya agar kekasihnya tidak terluka oleh perilakunya atau perilaku orang lain.

Aku punya hati beraroma cinta, tak kan ada yg memahami kecuali pecinta. (Jalaluddin Rumi )

Itulah uniknya cinta, seberapa pintar orang yang ahli percintaan, jika ia ditanya prespektif cinta, maka ia pasti geleng-geleng kepala.

Hemat penulis, hakikatnya cinta itu soal rasa, maka sehebat apapun anda menerangkan indahnya cinta, maka cinta sendiri lebih indah dari apa yang anda maksudkan.

Sudah cukup untuk cinta, rasakan saja. (Kahlil Gibran)

Maka cinta adalah soal rasa, tidak ada pengertian tentang cinta. Jika penulis menyebutkan pengertian tentang cinta di atas, itu hanya anak dari cinta, cinta sendiri lebih besar dari itu. Mana bisa soal rasa di jelaskan ?, Jika ingin tahu soal rasa, maka harus merasakannya langsung, tidak berpangku tangan menunggu penjelasan dari orang lain tentangnya, habis waktu untuk menghayalkan itu semua.

Tegas saya, substansi dari cinta adalah Segala sesuatu yang mengarahkan kita kepada kebaikan, soal bahagia atau tidak, itu bonus.

Bukankah Tuhan jika mencintai seorang hamba maka Dia akan mengujinya?.

Hamba yang mencintai Tuhan (yang bersyukur) akan berkata : "Alhamdulillah, Tuhan masih memperhatikan saya, saya di uji, berarti Tuhan masih menyayangi saya".

Hamba yang durhaka akan berkata : "Tuhan tidak adil, Tuhan jahat".

Sejak kapan Tuhan memiliki sifat jahat ?!. Bukankah salah satu tujuan anda bertuhan adalah untuk berlindung dari ketakutan, jika Tuhan tidak menerima perlindungan mu, maka untuk apa anda bertuhan?.


Maka cinta itu anugerah terbesar yang di berikan Tuhan kepada manusia secara cuma-cuma. Perlakukan lah segala bentuk cinta dengan baik, karena setiap orang, pasti memiliki cinta, tapi tidak semua orang bisa memanfaatkan cintanya dengan baik.

Cintailah semua yang berhubungan dengan-Nya. Cintailah hewan, tumbuhan, keluarga mu, saudara mu, anak-anak mu, tetanggamu, bangsa mu, negara mu, agama mu, bahkan dirimu sendiri harus kamu cintai. Jadilah jiwa pecinta yang terus menebarkan kasih sayang, bukan permusuhan ; karena situasi saat ini semuanya mengeraskan hati, maka hati kita harus terus di asah dengan kelembutan, dengan segala sesuatu yang melembutkan hati.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun