Mohon tunggu...
randika arifianto
randika arifianto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa yang belum lulus juga

Bercita-cita menjadi individu yang benar sejak dalam pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berhenti Mencari Kambing Hitam

29 Agustus 2019   18:00 Diperbarui: 29 Agustus 2019   18:02 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

29 Agustus 2019

Kadang, ada kalanya ketika hidup kita menemui sebuah masalah, maka mencari kambing hitam adalah cara terbaik dalam melindungi diri sendiri, yang sebenarnya bisa jadi, kesalahan tersebut lahirnya dari dalam diri kita.

Memang, mencari kambing hitam tentu lebih mudah dibandingkan menyalahkan diri sendiri atas masalah yang kita temui. Tanpa sadar, mencari kambing hitam tidak akan menemukan solusi, melainkan hanya memuaskan ego diri kita sendiri.

Sebagai individu yang bercita-cita menjadi benar sejak dalam fikiran, gue meyakini bahwa di setiap perjalanan hidup setiap individu akan menemui rintangan/masalahnya sendiri, yang akan sering jadi pertanyaan, sampai kapan kita harus mencari kambing hitam atas masalah yang kita hadapi?

Setiap individu pasti memiliki masalahnya tersendiri, tidak terlepas dari latar belakang setiap individu.

Ketika individu terlahir dari keluarga yang broken home, apa iya individu itu harus selalu menyalahkan kedua orang tuanya?

Ketika individu terlahir dari keluarga yang tidak mampu? apa harus selalu menyalahkan orang tua yang menurut mereka 'mungkin' tidak bekerja keras?

Ketika individu terlahir dari kondisi yang berbeda dari mayoritas individu lainnya? apa mereka harus menyalahkan Tuhannya sendiri?

Tentu tidak.

Ketika kita menemui masalah yang membuat kita jatuh sedalam mungkin, pahamilah, bahwa itu anugerah Tuhan yang tidak Ia berikan kepada hambanya yang lain.

Bahwa setiap masalah ada previlege yang tidak semua individu miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun