Mohon tunggu...
Randika Agustaruna
Randika Agustaruna Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis dunia dalam susunan kata menjadi kalimat yang mempunya arti

Hidup untuk belajar hari esok harus lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Money

Menghadapi Industri 4.0 dengan Sistem Resi Gudang

6 September 2019   15:40 Diperbarui: 6 September 2019   15:52 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sistem Resi Gudang(SRG) - Dok. arandiika

Dunia saat ini telah memasuki era revolusi 4.0, ditandai dengan penggunaan mesin -mesin otomatis yang terintegrasi dengan teknologi modern. Bertani bukan biacara lagi tentang tenaga manusia dan alat -alat tradisonal. Bahkan proses bertani  dari awal hingga sampai tahap niaga hasil bertani sudah menggunakan teknologi yang dapat di atur dengan jaringan internet. otomatisasi merupakan salah satu komponen penting untuk pertanian modern dalam mencapai target kesuksesan di bidang pertanian sehingga memberikan efektivitas atau kemudahan.

Hasil komoditas pertanian di Indonesia perlu mendapatkan pengaturan yang baik agar nilai ekonomi dan ekosistem komoditas mengalami peningkatan. Penting untuk membuat mekanisme aturan yang baik agar terciptanya solusi dan peluang yang dihadapi. Pemerintah Indonesia melalui kementerian perdagangan mendorong kegiatan pertanian dengan ditetapkanya UU No 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang. Apa itu Sistem Resi Gudang? Sistem Resi Gudang atau biasa disebut SRG adalah sebuah mekanisme yang mengatur terbitnya Resi Gudang serta pemanfaatan resi.

Resi Gudang ini adalah dokumen berharga yang terdaftar di Pusat Registrasi (PUSREG) yaitu PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero).Dokumen Resi Gudang di terbitkan oleh Gudang SRG, yang sudah ditunjuk oleh Badan Pengawas Perdagngan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sebagai pengelola gudang yang berhak menerbitkan Resi Gudang. Petani memegang bukti kepemilikan atas barang yang disimpan digudang, yang selanjutnya bisa diperdagangkan, diperjualbelikan, maupun dapat digunakan untuk penyerahan barang dalam transaksi derivatif seperti halnya kontrak berjangka.

Saat ini jumlah gudang SRG sebanyak 164 gudang sudah memperoleh izin dari Bappebti. Untuk data transaksi berdasarkan laporan KBI sebagai PUSREG pada bulan agustus Jumlah RG yang terbit sebanyak 287, volume 7.839. 218 Kg, nilai RG Rp.63.733.908.800 dan pembiayaan sebesar Rp 34.417.753.400, dengan data yang tercatat pada sistem PUSREG kedepanya dapat digunakan sebagai data bahan untuk menetukan dan mengontrol harga pasar.

Tidak semua komoditas dapat menggunakan layanan SRG berdasarkan terbaru UU no 9 tahun 2011, ada 17 komoditas yang bisa menggunakan pelayanan SRG yaitu gabah, beras, jagunh, kopi, kakao,lada, karet, rumput laut, rotan, garam, gambir, teh, kopra, timah, pala, ikan dan bawang merah. Sistem teknologi SRG terus dikembangkan bahkan sampai dengan teknologi smartphone dengan harapan semua alur proses dalam SRG dapat  di mafaatkan oleh seluruh masyarakat , dapat di pegang dalam genggaman dan terintegrasi dengan berbagai elemen yang mendukung daya saing petani Indonesia untuk menigkatkan perekonomian masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun