Mohon tunggu...
Randi Eka
Randi Eka Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Musiman

Menulis dimulai dari hobi belaka.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mudah dan Menguntungkan! Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik Lewat Platform Digital

6 Februari 2024   21:37 Diperbarui: 6 Februari 2024   22:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi limbah domestik di rumah tangga / Sumber: Freepik

Limbah domestik menjadi isu yang cukup serius di Indonesia. Menurut data dari Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa per tahun 2023 Indonesia menghasilkan sekitar 17,4 juta ton sampah per tahun. Kendati sebagian besar sampah tersebut sudah tertangani/terkelola, masih ada 33.53% sampah yang tidak terkelola.

Sayangnya, limbah domestik ini tidak hanya datang dari sampah hasil konsumsi (kemasan, makanan sisa dll), namun juga dari sanitasi. Merujuk pada Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2020, lebih dari 50% rumah tangga membuang air limbah ke selokan atau sungai. Pembuangan limbah ini meliputi air limbah dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga, dan kotoran manusia. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan persentase tertinggi pembuangan limbah rumah tangga ke selokan atau sungai, mencapai 79,72%.

Jika dibiarkan begitu saja dan tanpa pengelolaan yang baik, limbah domestik juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan --- berpotensi membawa dampak negatif yang luas. Salah satu dampak yang paling banyak dijumpai adalah menjadi penghambat utama kelestarian lingkungan.

"Masalah penanganan limbah domestik merupakan penghambat utama pelestarian alam di negara ini, dengan pemerintah daerah memiliki perhatian yang minim terhadap kebersihan di daerah masing-masing. Ini mengakibatkan eksekusi kebijakan dan alokasi anggaran yang tidak optimal untuk menangani pencemaran," ujar Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya Maritim Kemenko Maritim Safri Burhanuddin seperti dikutip dari National Geographic.

Masalah berikutnya adalah terkait dengan pencemaran air tawar. Menurut UNICEF, hampir 70% dari 20.000 sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia tercemar oleh limbah tinja, menyebabkan penyebaran penyakit diare yang merupakan penyebab utama kematian balita. Selain itu, dalam perspektif ekosistem, pencemaran limbah domestik berdampak pada pesisir dan sungai, dengan permukiman dan industri kecil yang tidak mematuhi regulasi menjadi sumber utama pencemaran.

Tantangan Pengelolaan Limbah Domestik

Ada sejumlah faktor mendasar yang membuat limbah domestik kurang terurus dengan baik di tingkat rumah tangga. Berikut poin utamanya:

  • Kesadaran masyarakat yang rendah tentang pentingnya pengelolaan limbah, berimplikasi para partisipasi yang terbatas dalam praktik pengelolaan limbah berkelanjutan di rumah masing-masing.
  • Infrastruktur yang tidak memadai untuk pengumpulan, pemrosesan, dan pembuangan limbah domestik secara efektif. Lihat saja, seberapa banyak rumah tangga yang menyediakan tempat sampah berbeda untuk memilah sampah organik dan nonorganik. Ini juga terkait keterbatasan masyarakat dalam mengalokasikan pembiayaan untuk pengelolaan sampah.
  • Regulasi yang dinilai masih lembah dalam pengaturan tata-kelola limbah lingkungan. Hal ini sering kali dikaitkan dengan kurangnya kapasitas untuk menegakkan hukum dan mengawasi pelaksanaannya.

Faktanya untuk dapat meminimalkan dampak limbah domestik, setiap rumah tangga memang dituntut untuk melakukan upaya tambahan (tak kadang biaya lebih banyak). Dengan dampak yang kadang tidak dirasakan secara langsung, kadang masyarakat merasa bahwa hal tersebut tidak menjadi urgensi. Lantas dengan kondisi demikian, adakah cara agar mengelola limbah domestik bisa berjalan efisien tanpa memberatkan?

Platform Digital untuk Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik

Layanan digital yang ada saat ini, khususnya yang dikembangkan oleh ekosistem startup lokal, sudah sangat beragam. Solusi yang ditawarkan juga sangat membantu masyarakat dalam mengelola berbagai hal, tak terkecuali dalam pengelolaan limbah domestik. Berdasarkan pengalaman dan pemahaman penulis, saat ini ada sejumlah platform digital yang bisa dimanfaatkan oleh rumah tangga untuk mengelola atau mengurangi limbah harian. Berikut ini pembagian layanan digital tersebut berdasarkan kategori layanannya.

Platform Waste Management

Platform waste management adalah layanan digital yang dirancang untuk mengoptimalkan proses pengelolaan limbah dari hulu ke hilir. Cara kerjanya dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk memfasilitasi pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, pengolahan, dan pemantauan limbah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, dan mendukung praktik pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Untuk menggunakan layanan waste management, secara umum berikut langkah yang bisa diikuti:

  • Pilih layanan waste management yang memiliki cakupan angkut sesuai tempat tinggal. Lalu unduh aplikasinya di Playstore atau Appstore. Sebagian platform hanya menyediakan layanan melalui situs web.
  • Buat akun dan lengkapi profil sesuai dengan formulir yang disediakan. Umumnya layanan waste management memberikan layanan untuk individu atau organisasi, sesuaikan dengan kebutuhan.
  • Setiap pemain waste management memiliki spesifikasi tertentu, misalnya terkait pemilahan sampah dan sebagainya. Bahkan ada penyedia layanan yang sampai memberikan rekomendasi (menjual) tempat atau kantong sampah untuk pemisahan. Pelajari hal ini baik-baik sesuai dengan petunjuk di aplikasi.
  • Setelah sampah menumpuk di rumah, buka aplikasi dan pilih opsi pengambilan. Biasanya pemberi layanan sudah bekerja sama dengan mitra di wilayah terdekat untuk melakukan pengambilan. Beberapa pemain lain juga menyediakan titik setor sampah jika konsumen ingin mengantarkannya secara langsung.
  • Beberapa tipe sampah memiliki nilai jual. Biasanya setelah sampah diambil dan dipilah, pengguna akan mendapatkan poin sesuai ketentuan yang nantinya bisa ditukar dengan hadiah tertentu.

Untuk layanan pengambilan sampah, biasanya ada biaya bulanan yang harus dibayarkan. Namun demikian, program pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan sistem biasanya memberikan imbal balik kepada konsumen dengan menyubsidi biaya langganan atau bahkan memberikan nilai lebih seperti hadiah.

Saat ini ada sejumlah pemberi layanan waste management di Indonesia, di antaranya Octopus, Duitin, Rekosistem, dan lain-lain. Untuk ilustrasi lebih baik tentang cara kerja layanan tersebut, berikut gambaran proses bisnis yang dimiliki Octopus sebagai salah satu pemain di industri ini:

Gambaran cara kerja layanan waste management / Sumber: Octopus 
Gambaran cara kerja layanan waste management / Sumber: Octopus 

Platform Isi Ulang Kebutuhan Konsumsi

Pada tahun 2023, sensus yang dilakukan oleh Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) di Indonesia menemukan 25.733 sampah plastik, terutama kemasan sachet, di 64 titik di 28 kabupaten/kota di 13 provinsi. Ini menunjukkan bahwa sampah plastik, khususnya dari kemasan, menjadi masalah utama di tanah air. Sebagai upaya untuk mengurangi limbah dari kategori ini adalah dengan memanfaatkan layanan isi ulang berbagai kebutuhan harian, seperti shampo, deterjen, gula, minyak, sabun mandi, dan sebagainya.

Di Indonesia, Siklus adalah salah satu layanan berbasis aplikasi yang dapat memberikan layanan isi ulang secara on-demand, alias sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Siklus cukup mudah digunakan, pengguna bisa terlebih dulu mengunduh aplikasi. Setelah itu pilih produk yang akan diisi ulang (di sana ada tiga kategori produk yang saat ini tersedia: Laundry, Personal Care, dan Grocery). Lakukan pemesanan, setelah itu motor isi ulang akan menghampiri rumah dan melakukan pengisian ulang dengan wadah yang dimiliki pengguna.


Selain menjadi solusi taktis dalam mengurangi limbah sampah plastik, model isi ulang ini juga relatif lebih hemat di kantong. Sehingga inisiatif untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik ini bisa mendapatkan bonus berupa penghematan.

Komposer Sampah Organik

Selain layanan pengangkutan limbah, opsi lain yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik adalah dengan mengolah limbah tersebut. Cara termudah bisa dimulai dengan pengelolaan limbah organik, misalnya dari sisa sayuran atau makanan. Jika belum memiliki kompetensi khusus, kita bisa memanfaatkan layanan komposer, salah satu penyedianya adalah Rekosistem.

Rekosistem pada dasarnya adalah pengembang aplikasi pengelolaan sampah, dengan sub-produknya berupa komposer. Selain aplikasi untuk edukasi pengelolaan sampah, mereka juga menjajakan set alat komposer siap pakai yang memudahkan kita. Seluruh petunjuk dan tahapan bisa disimak lewat platform yang mereka miliki.

Produk Rekompos yang disediakan Rekosistem untuk bantu pengguna buat kompos dari sampah organik / Rekosistem
Produk Rekompos yang disediakan Rekosistem untuk bantu pengguna buat kompos dari sampah organik / Rekosistem

Beberapa inovasi digital di atas, yang dapat kita gunakan untuk membantu mengolah dan mengurangi limbah domestik, pada dasarnya mengedepankan prinsip ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular adalah pendekatan yang bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi sumber daya dengan meminimalkan pemborosan dan memanfaatkan kembali sumber daya. Dalam ekonomi sirkular, produk dirancang untuk masa pakai yang lebih lama, dapat diperbaiki, didaur ulang, dan digunakan kembali, sehingga mengurangi kebutuhan akan sumber daya baru dan mengurangi limbah.

Secara keseluruhan, seperti dikutip dari BAPPENAS, ekonomi sirkular di Indonesia diharapkan mengurangi sampah hingga 50% pada 2030, khususnya dari sektor makanan dan minuman, konstruksi, elektronik, tekstil, dan plastik. Inisiatif ini diharapkan memberikan kontribusi sekitar Rp 593 triliun atau sekitar USD41,6 miliar ke ekonomi, setara dengan 2,3% dari PDB Indonesia pada 2030. Penerapan ekonomi sirkular melibatkan investasi dalam produksi berkelanjutan dan menerapkan prinsip 5R: Reuse, Reduce, Recycle, Recover, dan Revalue, yang telah menghasilkan penghematan signifikan dan penurunan emisi gas rumah kaca.

Jadi tunggu apalagi, menjaga lingkungan dari limbah domestik semakin mudah bukan lewat layanan digital, yuk turut serta dalam menjaga bumi kita agar tetap hijau dimulai dari rumah kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun