Mohon tunggu...
Randi Eka
Randi Eka Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Musiman

Menulis dimulai dari hobi belaka.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mudah dan Menguntungkan! Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik Lewat Platform Digital

6 Februari 2024   21:37 Diperbarui: 6 Februari 2024   22:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi limbah domestik di rumah tangga / Sumber: Freepik

Untuk layanan pengambilan sampah, biasanya ada biaya bulanan yang harus dibayarkan. Namun demikian, program pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan sistem biasanya memberikan imbal balik kepada konsumen dengan menyubsidi biaya langganan atau bahkan memberikan nilai lebih seperti hadiah.

Saat ini ada sejumlah pemberi layanan waste management di Indonesia, di antaranya Octopus, Duitin, Rekosistem, dan lain-lain. Untuk ilustrasi lebih baik tentang cara kerja layanan tersebut, berikut gambaran proses bisnis yang dimiliki Octopus sebagai salah satu pemain di industri ini:

Gambaran cara kerja layanan waste management / Sumber: Octopus 
Gambaran cara kerja layanan waste management / Sumber: Octopus 

Platform Isi Ulang Kebutuhan Konsumsi

Pada tahun 2023, sensus yang dilakukan oleh Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) di Indonesia menemukan 25.733 sampah plastik, terutama kemasan sachet, di 64 titik di 28 kabupaten/kota di 13 provinsi. Ini menunjukkan bahwa sampah plastik, khususnya dari kemasan, menjadi masalah utama di tanah air. Sebagai upaya untuk mengurangi limbah dari kategori ini adalah dengan memanfaatkan layanan isi ulang berbagai kebutuhan harian, seperti shampo, deterjen, gula, minyak, sabun mandi, dan sebagainya.

Di Indonesia, Siklus adalah salah satu layanan berbasis aplikasi yang dapat memberikan layanan isi ulang secara on-demand, alias sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Siklus cukup mudah digunakan, pengguna bisa terlebih dulu mengunduh aplikasi. Setelah itu pilih produk yang akan diisi ulang (di sana ada tiga kategori produk yang saat ini tersedia: Laundry, Personal Care, dan Grocery). Lakukan pemesanan, setelah itu motor isi ulang akan menghampiri rumah dan melakukan pengisian ulang dengan wadah yang dimiliki pengguna.


Selain menjadi solusi taktis dalam mengurangi limbah sampah plastik, model isi ulang ini juga relatif lebih hemat di kantong. Sehingga inisiatif untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik ini bisa mendapatkan bonus berupa penghematan.

Komposer Sampah Organik

Selain layanan pengangkutan limbah, opsi lain yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik adalah dengan mengolah limbah tersebut. Cara termudah bisa dimulai dengan pengelolaan limbah organik, misalnya dari sisa sayuran atau makanan. Jika belum memiliki kompetensi khusus, kita bisa memanfaatkan layanan komposer, salah satu penyedianya adalah Rekosistem.

Rekosistem pada dasarnya adalah pengembang aplikasi pengelolaan sampah, dengan sub-produknya berupa komposer. Selain aplikasi untuk edukasi pengelolaan sampah, mereka juga menjajakan set alat komposer siap pakai yang memudahkan kita. Seluruh petunjuk dan tahapan bisa disimak lewat platform yang mereka miliki.

Produk Rekompos yang disediakan Rekosistem untuk bantu pengguna buat kompos dari sampah organik / Rekosistem
Produk Rekompos yang disediakan Rekosistem untuk bantu pengguna buat kompos dari sampah organik / Rekosistem

Beberapa inovasi digital di atas, yang dapat kita gunakan untuk membantu mengolah dan mengurangi limbah domestik, pada dasarnya mengedepankan prinsip ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular adalah pendekatan yang bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi sumber daya dengan meminimalkan pemborosan dan memanfaatkan kembali sumber daya. Dalam ekonomi sirkular, produk dirancang untuk masa pakai yang lebih lama, dapat diperbaiki, didaur ulang, dan digunakan kembali, sehingga mengurangi kebutuhan akan sumber daya baru dan mengurangi limbah.

Secara keseluruhan, seperti dikutip dari BAPPENAS, ekonomi sirkular di Indonesia diharapkan mengurangi sampah hingga 50% pada 2030, khususnya dari sektor makanan dan minuman, konstruksi, elektronik, tekstil, dan plastik. Inisiatif ini diharapkan memberikan kontribusi sekitar Rp 593 triliun atau sekitar USD41,6 miliar ke ekonomi, setara dengan 2,3% dari PDB Indonesia pada 2030. Penerapan ekonomi sirkular melibatkan investasi dalam produksi berkelanjutan dan menerapkan prinsip 5R: Reuse, Reduce, Recycle, Recover, dan Revalue, yang telah menghasilkan penghematan signifikan dan penurunan emisi gas rumah kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun