Mohon tunggu...
Randi Kurniawan
Randi Kurniawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Sumatra Utara

Selanjutnya

Tutup

Medan

Pedagang Gelugur Rantauprapat Serahkan Santunan ke Anak Yatim di Danobale

27 Oktober 2024   20:44 Diperbarui: 27 Oktober 2024   23:02 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Labuhanbatu - Pedagang yang ada di pasar Gelugur Rantauprapat menyantuni anak yatim dan piatu yang ada di Kelurahan Danobale, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu. Kini kegiatan yang rutin dilakukan setiap satu bulan sekali ini telah memasuki tahap ke 67.

Penyerahan santunan ini dilakukan di aula kantor kelurahan setempat pada Jumat (25/10/2024). Kegiatan dihadiri oleh H Filly Pohan selaku pengurus infaq pasar Gelugur, Lurah Danobale Saripuddin, serta ustaz Said Sutrisno dan Saddam Husin serta para penerima santunan.

H Filly mengatakan, santunan yang diberikan adalah hasil infaq yang terkumpul keseluruhan selama bulan september 2024 sebesar Rp 32.745.000.


"Disini yang kita berikan ada 55 orang anak, masing-masing memperoleh Rp 500 ribu," ujarnya.

Lurah Saripuddin mengatakan bahwa sudah 3 kali warganya menerima santunan tersebut.

"Kalau saya tidak salah sudah ketiga tahunnya ini diserahkan ke anak yatim selama saya menjabat. Mari sama-sama kita doakan kepada para pedagang mendapat berkah dan ridho dari Allah. Kami juga berharap apa yang diberikan dapat anak-anak manfaatkan dengan sebaik-baiknya," sebutnya.

Ustaz Said Sutrisno dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa orang yang menyedekahkan hartanya akan dekat dengan Allah. Sebaliknya, manusia yang memiliki penyakit bakhil akan merasa takut kehilangan harta yang dimilikinya.

"Kebanyak penyakit manusia adalah merasa harta yang dimiliki adalah miliknya, sehingga menganggap ini adalah ini hartaku, yang parahnya punya orang pun diakui miliknya. Ini penyakit berbahaya yang merusak keimanan kita, kalau ini dipelihara maka akan datang penyakit yang kedua yaitu takut kehilangan, sehingga datang penyakit pelit karena dia merasa takut kehilangan hartanya," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun