Mohon tunggu...
Ayudhianti Pranchastika
Ayudhianti Pranchastika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Budi Luhur

https://budiluhur.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Perang Sarung Timbulkan Korban, Aparat Kepolisian Bertindak!

17 Juni 2021   16:05 Diperbarui: 22 Juni 2021   20:36 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Infografis Tradisi Perang Sarung| Dok Kethy Ferawati, 2021

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang selalu ditunggu-tunggu oleh semua orang, termasuk kalangan anak-anak. Biasanya, di setiap Bulan Ramadhan selalu ada tradisi atau kegiatan rutin yang dilakukan anak-anak kalangan remaja, yaitu Perang Sarung.

Tradisi Perang Sarung umumnya dilakukan oleh anak-anak remaja untuk mengisi waktu luang, yang biasanya dilakukan usai tarawih sampai menjelang sahur. Asal-usul tradisi ini dapat dikatakan telah ada sedari kita kecil dulu, dimana hal tersebut dijadikan sebagai permainan bagi anak-anak remaja yang dilakukan secara berkelanjutan, dan terdapat di berbagai daerah. Bahkan, permainan ini bisa dikatakan sudah menjadi agenda dan tradisi versi anak-anak remaja untuk turut memeriahkan Bulan Ramadhan, yang tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya.

Namun akhir-akhir ini, sering didapati penyimpangan dari tradisi Perang Sarung ini. Terjadinya disfungsi peran atau perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat, dimana mereka tidak dapat menyerap dengan baik tradisi atau kebudayaan asli dari Perang Sarung ini. Perang Sarung sebagai tradisi anak-anak remaja di setiap Bulan Ramadhan justru berubah menjadi sesuatu yang bernilai negatif dan menyimpang, yang dengan seiring berjalannya waktu, justru menimbulkan keresahan. Tradisi ini bukan hanya sekedar mengisi waktu luang dan tujuan positif lainnya, melainkan justru menjadi tawuran yang berkedok perang sarung.

Tercatat, dari tahun 2018 hingga tahun 2020, terjadi peningkatan angka korban luka yang ditimbulkan dari tawuran berkedok perang sarung ini sebesar 4% tiap tahunnya. Dalam hal ini, aparat kepolisian telah merespon dan mengambil langkah pencegahan dengan berpatroli di jam-jam dan tempat rawan kejadian. Mereka juga mengawasi dan membubarkan anak-anak remaja yang sedang berkumpul di malam hari, untuk mencegah terjadinya perang sarung yang dapat berhujung tawuran.

Meskipun begitu, masih sering ditemukannya berbagai kejadian dari Tradisi Perang Sarung yang pada akhirnya menimbulkan korban. Remaja berusia 16 Tahun di Sukabumi terluka akibat dianiaya oleh dua orang remaja lainnya yang berinisial RA dan MR, dimana saat itu sarung yang dibawa oleh kelompok pelaku sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga berubah fungsi menjadi senjata dengan menyembunyikan batu, gir, dan benda keras lainnya kedalam sarung yang mereka gunakan.

Kejadian lain juga terjadi di Jalan Sholeh Iskandar, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, dimana beberapa diantara mereka, yakni 5 orang membawa senjata tajam, yang akhirnya menyebabkan tiga orang mengalami luka berat dan dilarikan ke rumah sakit.

Baru-baru ini pada 18 April 2021, juga terjadi hal yang serupa di Bojong Nangka, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, dimana seorang pemuda dilaporkan tewas kehabisan darah usai menderita luka bacok akibat celurit yang tersembunyi dibalik sarung.

Dibandingkan tahun sebelumnya, perang sarung kali ini lebih nyata dan lebih merata di sejumlah wilayah di Indonesia. "Seperti menjadi tradisi saat Ramadhan, dan pecah di waktu tertentu" ucap Dhanang Sasongko, Sekjen Komnas Perlindungan Anak.

Sebenarnya, berbagai faktor menjadi penyebab adanya penyimpangan dari Perang Sarung akhir-akhir ini. Perang sarung kini sering diidentikan dengan kata tawuran, menjadi ajang untuk melukai, mengeroyok, hingga membunuh lawan, dimana tiap tahunnya jumlah korban akibat Perang Sarung ini semakin meningkat. 

Selengkapnya, simak tujuan tradisi Perang Sarung, faktor, dan sanksi dari penyimpangan Perang Sarung dalam infografik berikut ini!

Poster Infografis Tradisi Perang Sarung| Dok Kethy Ferawati, 2021
Poster Infografis Tradisi Perang Sarung| Dok Kethy Ferawati, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun