Berikut adalah analisis cerita "Sejarah Kerajaan Majapahit" berdasarkan unsur-unsur yang diminta:
1. Konjungsi Temporal
  - Digunakan untuk menunjukkan urutan waktu. Contoh: "Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri..."
  - "Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293..."
  - "Kemudian, Arya Wiraja membantu..."
2. Kalimat Bermakna Lampau
  - Kalimat yang menyatakan kejadian di masa lalu. Contoh: "Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang..."
  - "Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama."
3. Kalimat Langsung Â
  - Tidak ditemukan kalimat langsung dalam teks karena narasinya berbentuk deskriptif dan informatif tentang sejarah.
4. Kalimat Tak Langsung
  - Teks ini sebagian besar menggunakan kalimat tak langsung karena diceritakan kembali oleh narator tanpa dialog langsung. Contoh: "Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru."
5. Kata Kerja MentalÂ
  - Menunjukkan proses berpikir, perasaan, atau persepsi. Contoh: "memikat" (berhubungan dengan daya tarik), "berniat" (niat untuk merebut kekuasaan).
6. Kata Kerja Material Â
  - Menunjukkan tindakan fisik atau konkret. Contoh: "melarikan diri," "membuka hutan," "menyerang," "berlindung," "menamai," dan "mendirikan."
7. Kata Sifat
  - Digunakan untuk memberi deskripsi tambahan. Contoh: "hebat," "baru," "pahit" (pohon maja yang berbuah pahit), dan *"pertama" (raja pertama).
8. Majas
  - Ditemukan penggunaan majas metafora dalam ungkapan "memikat hati penduduk," yang bermakna Raden Wijaya berhasil menarik minat atau simpati masyarakat tanpa benar-benar 'memikat' hati mereka secara fisik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI