Perilaku Bullying sudah sering terjadi di kalangan remaja. Bullying merupakan istilah perilaku kekerasan atau sebuah hasrat untuk menyakiti seseorang, aksi bullying ini dilakukan secara langsung oleh seorang individu atau kelompok yang lebih kuat dengan tidak bertanggung jawab dan ini dilakukan sengan perasaan yang senang. Bullying adalah suatu perilaku negative yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang bertujuan untuk menyakiti orang lain secara fisik maupun emosional. Para bullying tidak memandang dari jenis kelamin dan usia. Para bullying bisa terjadi dimana saja, seperti didalam anggota keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat sekitar.
Dampak Bullying tidak bisa dianggap remeh. Sebab, bullying bisa menganggu kesehatan mental remaja. Hal ini mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Remaja yang mengalami dan menjadi korban bully bisa memberikan dampak pada remaja tersebut seperti kehilangan semangat dan melakukan aktivitas sehari-hari. Pelaku bullying tidak hanya berkaitan dengan pcychological distress, akan tetapi juga berkaitan dengan psychological well-being sebagai efek positif dalam diri individu.
Perlu kita ketahui bahwa dengan terjadi dikalangan masyarakat khususnya di remaja yang masih duduk di bangku sekolah, tidak hanya korban saja mengalami dampak dari bullying melainkan si pelaku bullying juga mendapatkan dampak buruk dimana pelaku bullying usia remaja beresiko mengalami masalah psikologis jangka panjang. Gangguan tersebut bisa terbawa hingga dewasa jika tidak segera ditangani dengan tepat dan benar. Secara umum, dampak bagi pelaku bullying dibagi menjadi dua kelompok, diantaranya pure bully dan bully-victim. pure bully ini bersifat agresif, berwatak keras, implusif, tidak mempunyai empati. kemudian yang kedua yaitu bully-victim merupakan perundung yang dulunya di-bully. pada bully-victim mereka akan tertekan, cemas, gelisah, kesepian, dan implusif sampai usia dewasa.
Seperti contoh kasus yang terjadi pada Senin (13/05) di kabupaten Semarang yang bertempat di asrama sekolah, kasus bullying ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental tapi juga kesehatan fisik. Pada kasus ini dialami pada seorang siswa Madrasah Tsanawiyah ( MTS ) di kabupaten Semarang di laporkan ke polisi usai melakukan penganiayaan terhadap adik kelas. Dia di laporkan menganiaya korban dengan menempelkan setrika ke dada korban. Dengan alasan alasan yang sepeleh, yaitu terduga pelaku sakit hati karena saat ingin bersalaman dengan korban selepas selesai sholat, pada saat itu korban tidak menanggapi karena korban sedang berdoa, selanjutnya pelaku menghampiri dengan membawa setrika saat berada di asrama.
Bullying memiliki dampak jangka panjangnya yang bisa merusak fisik, psikologis, dan sosial korban. melalui edukasi, kebijakan yang tepat, dukungan bagi korban, kita dapat mengurangi kejadian bullying fisik dan menciptakan lingkungan yang lebih aman. Adapun juga dampak yang sangat merugikan terhadap kesehatan mental korban. Depresi, kecemasan, harga diri rendah, PTSD, isolasi sosial, penyalahgunaan zat, dan resiko bunuh diri adalah beberapa masalah serius yang dapat timbul. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran, melakukan intervensi dini, menyediakan dukungan psikologis, dan menerapkan kebijakan anti-bullying yang efektif. Dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua individu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H