Mohon tunggu...
Rania
Rania Mohon Tunggu... -

Sometimes a story writes itself - The Little Writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seni Jiwaku, Indonesia Identitasku

23 Agustus 2017   23:30 Diperbarui: 24 Agustus 2017   10:24 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki kesaamaan pendapat, saya dan teman saya merasa bahwa ketika kita menggabungkan berbagai warna dalam seni rupa, seperti mempelajari hidup. Dimana hidup tidak akan berwarna apabila kita hanya menggunakan "satu warna". Ada senyum setelah tangis, makna bebas itu terambil ketika melihat fenomena pelangi muncul setelah hujan. Ada tawa, ada sedih, ada takut, ada bimbang, dan berbagai macam perasaan lainnya yang diwakili banyak warna.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Seni itu tidak terbatas umur. Sekedar berbagi, ibu dari teman saya adalah seorang seniman. Beliau hobi menggambar selagi muda, bahkan sampai saat ini telah berusia kepala lima. Hal yang menakjubkan adalah beliau pandai mengombinasikan warna, dan juga memiliki WatercolorPencilssejak tahun 1970an hingga kini diwariskan kepada anaknya. "Karena seni itu patut dijaga dan dilestarikan," katanya.

Bahkan untuk kaum lanjut usia pun seni dapat memberikan efek yang luar biasa. Penyesuaian diri yang dilakukan nenek saya saat ini dalam hal menggambar, patut mendapat nilai plus. Biarpun berusia lanjut, nenek saya tetap memandang seni itu adalah hal terindah yang dimiliki setiap jiwa manusia. Dengan terus mengembangkan kreativitas, beliau mengaku merasa lebih tenang dan percaya diri. "Hitung-hitung bernostalgia sewaktu nenek masih muda, sekali-kali biarpun umur boleh tua, tapi jiwa harus tetap muda," tuturnya.

Masa kini, perkembangan jaman menuntut setiap individu tidak hanya pandai dalam menghafal teori namun juga memiliki keahlian. Hal itulah yang membuat saya semakin mengobarkan jiwa seni yang telah tertanam. Faktanya, hasil riset IBM (International Business Machines) menunjukkan bahwa tantangan untuk menjadi sukses adalah memiliki kreativitas.

Setiap anak mempunyai keinginan untuk menciptakan sesuatu. Hasrat dan kemampuan yang ada harus dikenali dan dibina sehingga memperoleh kesanggupan untuk menciptakan sesuatu dan merasa puas akan hasil ciptaannya. Rasa puas akan hasil ini merupakan dorongan bagi anak untuk selalu ingin menciptakan sesuatu yang baru dan melahirkan berbagai ide kreatif. Tidak hanya itu, namun juga perlunya faktor pendukung, salah satunya media.

Sewaktu berada di Sekolah Dasar, saya senang mengikuti lomba menggambar dan mewarnai. Semua peralatan yang saya gunakan berasal dari produk legendaris Indonesia, Faber Castell.

Produk yang sudah ada sejak tahun 1761, luar biasa. Tidak heran apabila sudah banyak yang percaya akan kualitas dari Faber Castell, salah satunya saya. Media itulah yang menunjang semangat dalam  menuangkan berbagai aktivitas seni. Tidak hanya produk, namun Faber Castell juga sering mengadakan acara yang bertujuan untuk mendorong jiwa seni setiap individu tanah air. Hal ini patut mendapat respon positif.

Karena seni milik semua orang, jiwa kreatif dapat tumbuh di semua individu, tanpa melihat batasan.

Saya Indonesia, dengan menanamkan jiwa seni.

Melalui seni, mari wujudkan Indonesia yang kreatif serta produktif!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun