Mohon tunggu...
Rana Cahyarani
Rana Cahyarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Halo sobat kompas! saya merupakan mahasiswi Universitas Airlangga yang sedang menempuh S1 dengan progam studi Bahasa dan Sastra Jepang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Film Barbie sebagai Wadah untuk Menyuarakan Nilai Feminisme

13 Juni 2024   01:26 Diperbarui: 13 Juni 2024   01:37 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang perempuan selalu dituntut lebih oleh lingkungan sekitar. Seperti, menjadi seorang perempuan karier yang sudah bekeluarga pasti dituntut harus bisa menjaga keseimbangan antara urusan rumah dan keluarga dengan pekerjaannya. Sedangkan jika posisi itu dilihat dari sisi pria, tidak ada tuntutan dari lingkungan sekitar untuk melakukan dua hal tersebut, padahal urusan keluarga merupakan tanggung jawab bersama.

Ditambah dengan monolog salah satu karakter manusia yaitu, Gloria yang berkata 

"It's literally imposibble to be a woman. Like, we have to always be extraordinary, but somehow we're always doing it wrong. You have to be thin, but not too thin. And you can never say you want to be thin. You have to say you want to be healthy, but also you have to be thin. You have to have money, but you can't ask for money because that's crass. You have to be a boss, but you can't be mean. You have to lead, but you can't squash other people's ideas. You're supposed to love being a mother, but don't talk about your kids all the damn time. You have to be a career woman but also always be looking out for other people. You have to answer for men's bad behavior, which is insane, but if you point that out, you're accused of complaining. You're supposed to stay pretty for men, but not so pretty that you tempt them too much or that you threaten other women because you're supposed to be a part of the sisterhood. But always stand out and always be grateful. But never forget that the system is rigged. So find a way to acknowledge that but also always be grateful. You have to never get old, never be rude, never show off, never be selfish, never fall down, never fail, never show fear, never get out of line. It's too hard! It's too contradictory and nobody gives you a medal or says thank you! And it turns out in fact that not only are you doing everything wrong, but also everything is your fault. I'm just so tired of watching myself and every single other woman tie herself into knots so that people will like us."

Variety
Variety

Monolog tersebut memiliki inti bahwa, sangat mustahil menjadi seorang perempuan. Seorang perempuan dituntut untuk menjadi pemimpin tetapi, jangan melibatkan perasaan. Seorang perempuan harus menjadi ibu tetapi, jangan selalu membicarakan tentang anak. Seorang perempuan harus menjadi perempuan karier tetapi, harus peduli serta mengurusi hal-hal sekitar. Seorang perempuan harus memaklumi semua kebiasaan buruk laki-laki tanpa mengeluh. Seorang perempuan juga dituntut untuk tidak boleh tua, tidak boleh mengeluh, tidak boleh egois, tidak boleh gagal, tidak boleh takut, dan tidak boleh menjangkau kapasitas. Dengan sagala tuntutan terhadap perempuan di kehidupan ini tetap saja perempuan tidak dihargai. 

Karakter Ken dan dinamika kekuasaan

Ken, yang diperankan oleh Ryan Gosling, mengalami tranformasi dari peran pendukung yang tidak berarti di dunia Barbie menjadi simbol patriarki di dunia nyata. Ken mulai mencari identitas dan kekuasaan yang diinginkannya, mencerminkan bagaimana patriarki memengaruhi dan membentuk perilaku serta aspirasi laki-laki. Ini menyoroti bagaimana patriarki bukan hanya merugikan pihak perempuan, tetapi juga membentuk peran serta harapan yang tidak relitas kepada pihak laki-laki. Laki-laki sering kali didorong ke dalam peran yang mengharuskan mereka untuk selalu kuat dan dominan. Oleh karena itu, muncullah stereotip gender dalam masyarakat, di mana perempuan sering kali diremehkan sedangkan laki-laki selalu dominan.  

IMDb
IMDb

Pemberdayaan perempuan dan solidaritas

Film Barbie menyoroti pentingnya solidaritas dan dukungan antar perempuan. Karakter Barbie dan karakter perempuan lainnya belajar untuk saling mendukung dan menguatkan. Hal ini mencerminkan prinsip dasar feminisme bahwa, kemajuan perempuan adalah proses kolektif serta perempuan harus bersatu untuk menghadapi tantangan bersama.

Reuters
Reuters

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun