Temuan ini menyoroti pentingnya edukasi untuk meningkatkan kesadaran diri di kalangan mahasiswa. Henik menyarankan agar kampus lebih aktif mengadakan program kesehatan, seperti seminar pola hidup sehat, aktivitas olahraga rutin, dan kampanye edukasi gizi.
"Mahasiswa adalah agen perubahan. Dengan meningkatkan self-awareness, mereka tidak hanya melindungi diri sendiri dari risiko diabetes, tetapi juga dapat menyebarkan pengetahuan ini ke lingkungan sekitarnya," tambah Henik.
Penelitian ini menjadi pengingat bahwa pencegahan diabetes tipe II harus dimulai dari hal-hal kecil, seperti memilih makanan sehat dan menyisihkan waktu untuk olahraga. Dengan kesadaran yang lebih baik, generasi muda dapat menjadi garda depan dalam melawan epidemi diabetes di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H