Mohon tunggu...
Rana Merisa Meliana
Rana Merisa Meliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa yang senang menulis karya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jabat Tangan Bisa Menularkan Kusta?

12 Desember 2024   00:55 Diperbarui: 12 Desember 2024   00:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu takut untuk bersalaman dengan penderita kusta? Jika ya, kamu tidak sendiri. Adapun fakta yang harus kamu tahu adalah Kusta merupakan penyakit menular yang sulit menular. Penularan kusta ini membutuhkan kontak langsung setidaknya selama 8 jam sehari selama 2-5 tahun, dan ketika memiliki imun yang rendah. Untuk lebih lengkapnya mari kita Simak lagi.

Jadi Apa sih kusta itu?

Kusta atau yang dikenal dengan nama medis Hansen's Disease adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini terutama mempengaruhi kulit, saraf tepi, selaput lendir saluran pernapasan atas, dan mata. Meski terdengar menakutkan, kusta sebenarnya tidak mudah menular dan dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Hanya sebagian kecil saja (sekitar 5%) yang tertular kusta.

Fakta Penting Yang Harus Kamu Tahu tentang Penularan Kusta!!!

1. Tidak menular melalui sentuhan atau kontak fisik secara singkat.

Kusta ini tidak menular lewat kontak fisik langsung secara singkat dalam 1- 2 kali. Seperti yang dijelaskan diatas, waktu yang dibutuhkan untuk timbulnya gejala setelah terpapar penyakit ini terbilang lama, yaitu 2 -- 5 tahun untuk bisa terserang kusta. Sehingga ketika kamu bersalaman dengan penderita kusta 1-2 kali saja dalam waktu yang tidak intens, kalian tidak akan tertular kusta ini. Jadi masih aman aja.

 2. Lalu Bagaimana sih cara penularan yang sebenarnya?

Penularan terjadi melalui droplet saluran pernapasan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa dibutuhkan imun yang kuat. Sehingga ketika imun kuat kita tidak akan tertular.

Jadi, Mengapa Kita Tidak Perlu Takut?

1. Ada Pengobatan Modern Sangat Efektif.

Menteri Kesehatan mengatakan bahwa puskesmas telah menyediakan pengobatan Multi- Drug Therapy (MDT) secara gratis yang mudah diakses. Multi Drug Treatment (MDT) ini merupakan kombinasi dari beberapa antibiotik yang berkhasiat menyembuhkan dan mencegah dari bakteri penyebab kusta. Berkat MDT, total kasus kusta di dunia menurun hingga 90 persen. Lalu,tingkat penularan pasien kusta akan menurun sangat drastis ketika pasien sudah mengkonsumsi obat kustanya pertama kali.

2. Genetik Kebal terhadap kusta

Terdapat 95% populasi memiliki kekebalan alami terhadap kusta. Dalam hal ini dipengaruhi oleh genetik manusia yang kebal terhadap kusta ini yaitu sebanyak 95%. Sehingga hanya sedikit orang yang memiliki peluang tertular kusta.

Lalu, Bagaimana supaya tidak tertular Kusta?

1. Hindari Kontak Dekat dalam Waktu Lama

Bisa dilakukan dengan menghindari berbagi barang pribadi, tinggal serumah, atau kontak fisik yang terlalu dekat dengan penderita kusta yang belum pengobatan

2. Menggunakan masker

Ketika akan kontak fisik atau berdekatan dengan penderita kusta sebaiknya menggunakan masker untuk mencegah penularan dari droplet pernapasan.

 3. Memperkuat Kekebalan Tubuh

Hal ini dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih sebanyak 2 liter per hari, istirahat cukup selama 7-8 jam per hari, serta rutin berolahraga.

 4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kusta bisa dihindari dengan melakukan kebersihan diri yaitu mandi 2 kali sehari dengan sabun, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah aktivitas diluar rumah, serta menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar kita.

Ketakutan terhadap penderita kusta adalah hasil dari kurangnya pemahaman tentang penyakit ini. Dengan pengetahuan yang benar dan sikap yang tepat, kita dapat membantu menghapus stigma dan mendukung kesembuhan para penderita kusta.

 Mari mulai dari hal sederhana: jangan ragu untuk bersalaman!

Ditulis Oleh:

  • Rana Merisa Meliana
  • Dr. Sri Widati., S.Sos.,M.Si

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Referensi

World Health Organization. (2023). "Leprosy (Hansen's Disease): Key Facts." WHO Global Leprosy Programme.

Smith, C. S., et al. (2021). "Advances in Understanding the Transmission of Leprosy." The Lancet Infectious Diseases, 21(5), 619-627.

Lastria, J. C., & Abreu, M. A. (2021). "Leprosy: Review of the Epidemiological, Clinical, and Etiopathogenic Aspects." Anais Brasileiros de Dermatologia, 89(2), 205-218.

Rao, P. S., & Pradhan, M. (2022). "Psychosocial Aspects of Hansen's Disease (Leprosy)." Indian Dermatology Online Journal, 11(2), 135-140.

Global Partnership for Zero Leprosy. (2023). "Breaking Barriers: Understanding and Addressing Leprosy Stigma."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun