Mohon tunggu...
Rana Abidatul Bariah
Rana Abidatul Bariah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

INTJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepribadian Introvert Menjadi Kekuatan Tersembunyi atau Penghambat Kepemimpinan yang Efektif?

23 Mei 2024   21:47 Diperbarui: 23 Mei 2024   21:53 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Sondang P. Siagian (2003), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mencapai tujuan bersama. Dalam dunia kepemimpinan digambarkan dengan citra pemimpin yang berenergi dan selalu tampil ceria di hadapan publik. Namun, dalam era modern saat ini persepsi tersebut mulai bergeser dengan kepemimpinan yang sifatnya tenang, penuh pertimbangan, dan fokus internal. 

Dinamika karakter kepemimpinan memiliki keunggulan dan kekurangan yang berbeda antara kepemimpinan ekstrovert dan introvert. Melalui pemahaman mendalam tentang cara mereka memimpin suatu tim atau organisasi, pemimpin ekstrovert dikenal sebagai komunikator yang handal, motivator yang energik, dan mampu membangun antusiasme dan semangat tim. Sedangkan pemimpin introvert dikenal sebagai pendengar yang baik pemikir yang mendalam, dan mampu mengambil keputusan dengan matang. 

Dengan pemahaman yang mendalam dinamika karakter introvert dan ekstrovert dapat mencapai keseimbangan ideal dalam tipe kepemimpinan masing-masing. Kedua kepribadian ini memiliki kekuatan unik yang dapat membawa perspektif dan pendekatan berbeda dalam kepemimpinan. 

Memahami karakteristik ekstrovert dan introvert dapat membantu individu dan organisasi menemukan keseimbangan yang tepat untuk menumbuhkan kinerja yang optimal dalam sebuah tim. Ekstrovert yang energetik dapat membangkitkan semangat anggota tim yang dipimpinnya. Networking yang luas, akan memudahkannya di dalam memfasilitasi anggota tim di dalam menyelesaikan tugasnya.

Introvert, dengan penguasaannya yang mendalam terhadap bidang tertentu, membuatnya dapat memberi panduan bagi anggota tim yang membutuhkan. Baik introvert maupun ekstrovert sama-sama memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang luar biasa. Kuncinya adalah bagaimana masing-masing karakter memaksimalkan tanggungjawab yang telah ditugaskan  agar bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien. Meskipun begitu, dengan latar belakang karakter yang berbeda mereka juga mampu membuat kesuksesan besar bagi organisasinya.

Dalam ranah kepemimpinan, perdebatan antara gaya kepemimpinan seseorang yang memiliki karakter introvert dan ekstrovert sudah lama menjadi perbincangan. Baik pemimpin introvert maupun ekstrovert memiliki kualitas unik yang dapat berkontribusi terhadap efektivitas dalam membimbing dan menginspirasi tim organisasinya. 

Terdapat keyakinan yang kuat bahwa pemimpin haruslah memiliki sifat ekstrovert yang karismatik dan berbicara banyak. Kebanyakan orang seringkali memuja sosok yang bisa berbicara dengan percaya diri, menarik perhatian dan memimpin dengan energi yang menggebu-gebu. 

Akan tetapi, Karakter introvert memiliki peluang untuk menjadi pemimpin di era saat ini. Dalam mencari keseimbangan ideal, pemimpin introvert juga dapat memberikan ruang dan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi dengan cara yang paling sesuai dengan kepribadiannya. 

Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh individu introvert adalah kemampuan mendengarkan dengan penuh perhatian. Dengan secara aktif mendengarkan anggota timnya, pemimpin introvert dapat memperoleh wawasan berharga mengenai kebutuhan dan aspirasi timnya. 

Hal ini menumbuhkan rasa percaya dan pengertian dalam tim, yang pada akhirnya mengarah pada hubungan yang lebih erat dan semangat kerja yang tinggi. Selain itu, kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian memungkinkan para pemimpin introvert untuk membuat keputusan yang tepat dan mempertimbangkan perspektif semua pemangku kepentingan.

Dalam peran kepemimpinan, menjadi pendengar yang baik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan mendorong lingkungan kerja kolaboratif di mana setiap orang merasa dihargai dan didengarkan. Bapak Joko Widodo merupakan salah satu contoh pemimpin Indonesia yang dikenal memiliki sifat introvert, beliau sering terlihat lebih nyaman dalam situasi yang tenang dan tidak terlalu ramai. 

Sifatnya yang pendiam dan penuh pertimbangan membuatnya menjadi pendengar yang baik, baik bagi masyarakat maupun bagi para pembantunya di pemerintahan. Dalam setiap rapat dan pertemuan, Jokowi lebih sering mengamati dan mendengarkan sebelum memberikan pendapatnya.

Pemimpin introvert dikenal karena sifatnya yang bijaksana dan reflektif. Sifat ini mampu berkontribusi terhadap kehebatan mereka dalam mengambil keputusan. Dengan meluangkan waktu untuk merenungkan berbagai perspektif dan perbedaan pendapat, pemimpin introvert dapat membuat keputusan yang dipertimbangkan dengan baik dan selaras dengan tujuan jangka panjang dalam organisasinya. Kebijaksanaan Jokowi terlihat dalam berbagai keputusan strategisnya. 

Misalnya, dalam pembangunan infrastruktur yang masif di seluruh Indonesia. Jokowi menyadari bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata, diperlukan infrastruktur yang memadai. Meskipun terkadang mendapat kritik, ia tetap teguh pada visinya dan secara perlahan menunjukkan hasil positif dari berbagai proyek tersebut. 

Kesabaran dan keteguhannya ini mencerminkan kepribadian introvertnya yang reflektif dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Pendekatan reflektif ini memungkinkan mereka untuk belajar dari pengalaman masa lalu, baik keberhasilan maupun kegagalan, dan menerapkanya untuk upaya di masa yang akan datang.

Pemimpin introvert unggul dalam menciptakan lingkungan kerja yang tenang dan fokus, yang secara signifikan dapat meningkatkan produktivitas organisasi. Dengan menjaga rasa ketenangan, pemimpin introvert dapat membantu mengelola konflik secara damai dan terkendali bagi tim. 

Sebagai seorang introvert, Jokowi lebih suka bekerja dalam suasana yang tenang dan terstruktur. Sifat ini tercermin dalam cara ia mengelola pemerintahan dan timnya. Ia mendorong suasana kerja yang minim gangguan dan lebih fokus pada penyelesaian tugas-tugas dengan efektif. 

Dalam rapat-rapat kabinet, Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Ia memberikan ruang bagi menteri dan stafnya untuk mengemukakan pendapat, sambil mencermati setiap detail informasi yang disampaikan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan penuh perhatian. 

Lingkungan kerja yang tenang menumbuhkan kreativitas, produktivitas, dan inovasi karena anggota tim merasa diberdayakan untuk berbagi ide dan berkolaborasi secara efektif. Selain itu, fokus yang diberikan oleh pemimpin introvert memungkinkan tim untuk tetap selaras dengan tujuan dan prioritas jangka panjang yang dapat membantu dalam memecahkan masalah, serta mempertahankan arah yang jelas.

Dalam menemukan keseimbangan ideal antara ekstrovert dan introvert dalam kepemimpinan, penting untuk memberikan perhatian khusus pada karakter introvert yang sering kali diabaikan. Meskipun pandangan umum cenderung mengunggulkan kepemimpinan yang didasarkan pada sifat-sifat ekstrovert, peran introvert dalam kepemimpinan juga memiliki potensi membuat kesuksesan besar bagi organisasinya. 

Introvert memiliki kekuatan dalam mendengarkan dengan seksama, menganalisis secara mendalam, dan mempertimbangkan sudut pandang yang beragam sebelum mengambil keputusan. Setiap karakter kepemimpinan, baik ekstrovert maupun introvert, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. 

Dengan memberikan perhatian khusus pada sifat introvert dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi dengan cara yang sesuai. Dalam menghargai peran yang dimainkan oleh kedua tipe kepribadian ini, pemimpin ekstrovert dan introvert sama-sama layak menjadi seorang pemimpin.

PENULIS :

  • Aviatul Rofikasari (055)_aviatul.23055.mhs.unesa.ac.id
  • Arshinta Rochmatul Laili (056)_arshinta.23056.mhs.unesa.ac.id
  • Aisyah Linardi (057)_aisyah.23057.mhs.unesa.ac.id
  • Rana Abidatul Bari'ah (058)_rana.23058.mhs.unesa.ac.id

SUMBER/REFERENSI

  • Grant, AM, & Grant, AM (2013). Memikirkan kembali cita-cita penjualan ekstravert: Keuntungan ambivert. Ilmu Psikologi, 24(6), 1024-1030.
  • Kain, S. (2012). Tenang: Kekuatan introvert di dunia yang tidak bisa berhenti berbicara. Grup Penerbitan Mahkota.
  • Laney, MO (2002). Keuntungan introvert: Cara berkembang di dunia ekstrovert. Penerbitan Pekerja.
  • Siagian, Sondang P. 2003. Teori & praktek kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
  • CNN Indonesia, Windratie. (2014). Relaksasi Cepat, Terapi Stres Pak Presiden, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20141021110028-255-7141/relaksasi-cepat-terapi-stres-pak-presiden. Diakses pada tanggal 22 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun