Tazkiyat al-Nafs, sebuah konsep penting dalam Islam, merujuk pada upaya untuk membersihkan dan meningkatkan keadaan spiritual dan moral seseorang. Dalam konteks ini, teks di atas menjelaskan konsep ini dengan merinci pembagian tiga tingkatan jiwa manusia berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an: Nafsu ammaarah, Nafsu Lawwamah, dan Nafsu Muthmainah.
Nafsu Ammaarah: Jiwa yang Cenderung kepada KeburukanNafsu ini mencerminkan pangkal dari mana timbulnya semua keadaan tabi'I manusia. Nafsu ammaarah cenderung membawa manusia ke arah keburukan yang bertentangan dengan kesempurnaannya dan bertolak belakang dari keadaan akhlaknya. Melalui penyucian jiwa, individu diharapkan dapat melawan hawa nafsu dan menghindari tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral.
Nafsu Lawwamah: Jiwa yang Cenderung kepada Kebaikan dengan Rasa PenyesalanNafsu ini mencela manusia atas keburukannya dan tidak senang jika manusia bertingkah laku sewenang-wenang. Nafsu lawwamah adalah jiwa yang selalu berkeluh kesah, menyesali perbuatan yang sudah lewat, dan memiliki keinginan untuk memperbaiki sikap. Melalui proses tazkiyat al-nafs, individu diharapkan dapat mengatasi penyesalan tersebut dan meningkatkan kualitas akhlaknya.
Nafsu Muthmainah: Jiwa yang Telah Mencapai KetentramanNafsu muthmainah adalah jiwa yang mencapai ketentraman dan kebahagiaan dengan mengingat Allah SWT. Individu dengan nafsu muthmainah merasa tentram, segera bertaubat ketika melakukan dosa, tunduk patuh kepada aturan-aturan Allah, dan memiliki sifat-sifat positif seperti tawadhu' dan keteguhan dalam ketakwaan.
Dalam konteks penyucian jiwa, Al-Qur'an menekankan pentingnya menjaga kesucian jiwa melalui ayat-ayat seperti QS. Asy-Syams/91:7-10. Ayat-ayat tersebut memberikan dasar kuat bagi pemahaman bahwa individu yang menyucikan jiwa akan meraih keberuntungan, sementara mereka yang mengotorinya akan mengalami kerugian.
Penyucian jiwa menurut Al-Qur'an melibatkan upaya untuk meraih kesucian seperti pada waktu kelahiran, dengan melakukan istighfar, tobat nasuhah, menjauhkan diri dari sifat kebinatangan, dan terlibat dalam perjuangan dan pendidikan rohani. Proses ini merupakan suatu perjalanan spiritual untuk membawa manusia lebih dekat kepada Allah SWT.
Dengan demikian, Tazkiyat al-Nafs bukan hanya sekadar konsep, tetapi merupakan suatu bentuk perjuangan dan usaha yang terus-menerus untuk mencapai kesucian jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memahami dan menerapkan konsep ini, individu dapat mencapai tingkat keimanan yang lebih tinggi serta membentuk karakter dan akhlak yang lebih baik.
Rabu, 29 November 2023
Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 15412
Hormat saya,Â
Ahmad Ramzy Akbari