Mohon tunggu...
Ryas Ramzi
Ryas Ramzi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa S1 program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sering menepi di sudut-sudut kota untuk memproduksi ide-ide yang akan dibagikan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dakwah dan Kebudayan Lokal: Kolaborasi atau Konflik?

2 September 2023   18:23 Diperbarui: 2 September 2023   18:28 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara ini adalah rumah bagi lebih dari 17.000 pulau dengan lebih dari 300 kelompok etnis yang berbicara dalam bahasa yang berbeda-beda, menjadikannya salah satu negara paling beragam di planet ini. Dalam keragaman yang luar biasa ini, agama Islam telah menjadi---tanpa bermaksud merendahkan agama atau kepercayaan umat lain---salah satu agama dominan di Indonesia.

Salah satu bagian yang menarik untuk kita cari tahu adalah interaksi yang kompleks antara agama Islam---dalam bentuk dakwahnya---dan kebudayaan lokal yang beragam.

Sejarah panjang dan dinamika unik dari hubungan ini menimbulkan berbagai pertanyaan yang menarik: Sejauh mana Islam telah meresap dan beradaptasi dengan budaya-budaya lokal yang beragam di Indonesia? Apakah hubungan ini adalah kolaborasi harmonis yang memperkaya kedua belah pihak atau apakah ada konflik yang mengemuka di antara keduanya?

Indonesia dikenal karena keragaman budaya yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Budaya lokal di Indonesia tidak hanya mencakup aspek-aspek, seperti bahasa, makanan, pakaian, dan seni, tetapi juga sistem nilai, keyakinan keagamaan, dan tradisi sosial.

Oleh karena itu, ketika agama Islam datang ke Indonesia, umat muslim pada masa itu harus berinteraksi dengan budaya-budaya lokal yang telah ada dan menciptakan dinamika unik antara agama dan budaya.

Fenomena menarik tersebut kita kenal sebagai proses akulturasi budaya dan agama. Akulturasi adalah proses di mana elemen-elemen budaya dari dua kelompok yang berbeda berinteraksi dan saling memmengaruhi. Dalam konteks ini, agama Islam dari Timur Tengah berinteraksi dengan budaya lokal di Indonesia. Akulturasi ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Misalnya, dalam seni dan arsitektur, masjid-masjid tradisional Indonesia memiliki ciri-ciri yang unik, seperti atap berbentuk pelana dan hiasan ukiran kayu yang rumit. Hal ini mencerminkan penggabungan antara desain arsitektur Islam dan elemen-elemen tradisional Indonesia. Begitu pula dalam musik dan tari, seni tradisional Indonesia masih sangat relevan dalam perayaan keagamaan Islam.

Aspek yang menarik dalam proses akulturasi yang lain adalah bahasa dan literatur. Bahasa Arab adalah bahasa agama dalam Islam, dan Al-Qur'an sendiri ditulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, penggunaan bahasa Arab memiliki nilai keagamaan yang tinggi. Di Indonesia, mayoritas umat muslim mempelajari bahasa Arab untuk memahami Al-Qur'an dan hadis.

Namun, dalam kehidupan sehari-hari, bahasa Arab juga telah berinteraksi dengan bahasa-bahasa lokal. Hasilnya adalah variasi bahasa Melayu yang memiliki pengaruh Arab. Bahasa Melayu Riau, misalnya, adalah salah satu bentuk bahasa Melayu yang paling banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab. Sejumlah kata dalam bahasa Melayu Riau memiliki akar kata dari bahasa Arab. Hal ini mencerminkan bagaimana bahasa Islam telah menyatu dengan bahasa-bahasa lokal di Indonesia.

Dalam hal sastra, terdapat pengaruh yang signifikan dari Islam dalam karya-karya sastra Indonesia. Salah satu karya sastra yang paling terkenal adalah "Hikayat Muhammad Hanafiah." Karya ini mengisahkan kisah seorang pangeran yang memeluk Islam dan kemudian berjuang melawan penindasan oleh penguasa Hindu. Ini adalah contoh bagaimana agama Islam dan budaya lokal dapat bersatu dalam karya sastra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun