Mohon tunggu...
Ryas Ramzi
Ryas Ramzi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa S1 program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sering menepi di sudut-sudut kota untuk memproduksi ide-ide yang akan dibagikan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Ulang Makna Jihad

31 Agustus 2023   18:24 Diperbarui: 31 Agustus 2023   18:48 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jihad. Sumber: pexels.com

Konsep jihad dalam Islam telah lama menjadi fokus perdebatan intens di seluruh dunia. Istilah ini sering kali dikaitkan dengan kekerasan, ekstremisme, dan konflik bersenjata. Akan tetapi, di balik pandangan tersebut, tersembunyi keragaman makna dan dimensi yang lebih dalam tentang esensi jihad.

Jihad adalah istilah yang kompleks, mencakup spektrum yang jauh lebih luas daripada sekadar konflik fisik. Untuk memahami jihad dalam konteks Islam kontemporer, diperlukan pendekatan yang kontekstual dan bijaksana.

Pada awalnya, konsep jihad muncul dalam konteks perjuangan fisik melawan ancaman eksternal terhadap umat muslim. Akan tetapi, perluasan konsep ini terjadi seiring perkembangan Islam sebagai agama berkembang dalam berbagai aspek.

Selama berabad-abad, konsep jihad mengalami interpretasi yang beragam, bahkan mengalami peyorasi makna. Di satu sisi, beberapa pemikir dan kelompok telah menggunakan jihad sebagai dasar untuk membenarkan aksi militer atau tindakan ekstrem atas nama agama.

Di sisi lain, banyak tokoh dan pemimpin Islam telah menekankan dimensi spiritual dan moral jihad, yang melibatkan pertempuran internal melawan hawa nafsu dan usaha memperbaiki diri secara pribadi. Bukan jihad seperti di sisi pertama.

Ketidakpahaman mengenai konsep jihad telah mengakibatkan stigmatisasi yang merugikan, baik bagi umat muslim maupun persepsi umum tentang Islam. Media sering kali membuat framing konsep jihad sebagai kata ganti untuk "kekerasan" atau "perang". Framing seperti ini yang mendistorsi makna asli dari jihad dan menciptakan kesenjangan antara umat muslim dan umat beragama lain di dunia.

Lalu, apa sebenarnya makna jihad?

Dalam Al-Quran, konsep jihad berkaitan dengan konsep usaha keras dalam menghadapi tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan keagamaan. Q.S Al-Baqarah ayat 195 menggarisbawahi pentingnya jihad atau berusaha keras dalam mencari rida Allah tanpa mengabaikan kebaikan sosial dan etika.

Pertama, jihad an-nafs atau pertempuran melawan diri sendiri.

Salah satu dimensi yang sering kali dilupakan dalam pembahasan jihad adalah jihad an-nafs, yaitu pertempuran melawan diri sendiri. Jihad ini merupakan perjuangan internal untuk mengatasi hawa nafsu, dorongan negatif, dan ego yang dapat menghalangi individu dari pertumbuhan spiritual dan moral.

Konsep ini mengingatkan kita bahwa sebelum berjuang di medan perang atau di luar, perjuangan dalam mengendalikan diri kita sendiri adalah esensi dari jihad yang sejati.

Kedua, jihad bil-lisan atau perkataan yang baik.

Dalam dunia yang semakin terhubung dengan teknologi, penting untuk mengingatkan diri sendiri tentang potensi positif jihad bil-lisan, yaitu melalui kekuatan kata-kata dan komunikasi. Menggunakan ucapan untuk menyebarkan kebenaran, mempromosikan keadilan, dan mengajak pada kebaikan adalah bentuk jihad yang sering kali tidak diperhatikan. Rasulullah SAW. sendiri mengajarkan bahwa kata-kata yang baik adalah bentuk amal yang besar.

Ketiga, jihad melawan ketidakadilan dan kemiskinan.

Konsep jihad juga dapat diterjemahkan sebagai perjuangan melawan ketidakadilan dan kemiskinan. Dalam konteks ini, jihad menjadi panggilan untuk mengatasi kesenjangan ekonomi, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, dan menciptakan masyarakat yang lebih adil. Dengan melihat jihad sebagai alat untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan manusia, kita menjadi umat muslim yang sesuai dengan prinsip-prinsip sosial Islam.

Di tengah perpecahan dan ketegangan geopolitik yang berkaitan dengan konsep jihad, penting untuk meredakan perselisihan dengan pendekatan yang bijaksana. Mengaktualisasikan konsep jihad saat ini harus melibatkan penolakan terhadap ekstremisme, radikalisasi, dan pemahaman sempit. Pendidikan yang akurat, dialog antaragama, penggunaan media sosial yang bijak, dan promosi perdamaian dapat membantu menjembatani kesenjangan pemahaman terhadap jihad.

Dengan menghindari penafsiran sempit, kita dapat membangun pemahaman yang lebih damai tentang konsep jihad. Kemudian, akan membantu membentuk masyarakat yang lebih toleran, adil, dan harmonis sesuai misi yang dibawa oleh agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun