Mohon tunggu...
Ryas Ramzi
Ryas Ramzi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa S1 program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sering menepi di sudut-sudut kota untuk memproduksi ide-ide yang akan dibagikan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Penggunaan Analogi dalam Retorika Dakwah

26 Agustus 2023   18:09 Diperbarui: 26 Agustus 2023   18:15 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emosi memainkan peran penting dalam membentuk persepsi, pengertian, dan tanggapan audiens terhadap pesan yang disampaikan oleh pendakwah. Pesan-pesan keagamaan tidak hanya sekedar informasi intelektual, tetapi juga mengandung dimensi emosional yang kuat. Penggunaan analogi memungkinkan pendakwah untuk mengaktifkan dan mengarahkan emosi audiens sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.

Selain itu, analogi yang kuat juga dapat membangkitkan empati audiens. Dengan merujuk pada situasi atau kondisi yang dikenal oleh mereka, pendakwah dapat menghubungkan konsep keagamaan dengan perasaan dan pengalaman audiens. Analogi semacam ini membantu audiens merasakan urgensi pesan dan memotivasi mereka untuk mengambil tindakan.

Ketiga, memotivasi audiens untuk melakukan tindakan.

Analogi dalam retorika dakwah tidak hanya sekadar memberikan pemahaman, tetapi juga mendorong audiens untuk mengambil tindakan. Dengan menghubungkan tindakan-tindakan sehari-hari dengan hasil besar dalam bentuk analogi, audiens merasa bahwa tindakan mereka memiliki makna yang lebih dalam dan lebih luas.

Analogi juga mendorong audiens untuk merenungkan perilaku mereka. Analogi yang menggambarkan moralitas dan pilihan-pilihan hidup dapat memotivasi audiens untuk memeriksa sikap dan tindakan mereka. Analogi semacam ini membangkitkan refleksi diri, mendorong pembenahan, dan menginspirasi audiens untuk meraih kesempurnaan spiritual.

Al-Quran, Nabi Muhammad SAW, dan para tokoh Islam lainnya telah menggunakan berbagai analogi untuk menjelaskan konsep-konsep agama dan mengilustrasikan ajaran Islam.

Dalam Q.S Al-Baqarah ayat 261, Allah SWT mengibaratkan seseorang yang bersedekah dengan harta di jalan-Nya seperti seseorang yang menanam benih biji di tanah yang subur. Seperti benih yang tumbuh dan berbuah, demikian pula sedekah akan memberikan hasil yang berlipat ganda di akhirat.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW mengibaratkan seorang mukmin itu seperti sebuah pohon yang selalu diterpa angin. Pohon apabila ingin tumbuh besar, kuat, dan kokoh maka harus tumbuh di tempat yang terbuka dan luas, tapi harus siap diterpa angin, badai, panas, dan cuaca ekstem lainnya. Begitu juga dengan seorang mukmin, dia akan diterpa cobaan dan musibah. Akan tetapi, mereka yang kuat imannya tidak akan mudah goyah.

Tokoh sufi terkenal, Jalaluddin Rumi, menggunakan analogi tentang air yang bersih untuk menggambarkan kebersihan hati. Ia mengatakan bahwa seperti air yang bersih dapat merefleksikan wajah seseorang dengan jelas, demikian pula hati yang bersih dapat merefleksikan kebenaran agama dengan jelas.

Pada akhirnya, penggunaan analogi dalam retorika dakwah adalah strategi yang tak ternilai harganya dalam mengantarkan pesan-pesan agama kepada audiens dengan cara yang bermakna dan berdampak. Seni menyampaikan analogi dengan bijak dan kreatif adalah keterampilan yang harus terus diasah oleh para pendakwah.

Dengan demikian, dakwah tidak hanya menjadi sekadar komunikasi, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan pemahaman, emosi, dan tindakan audiens dengan ajaran agama yang mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun