Mohon tunggu...
Ryas Ramzi
Ryas Ramzi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa S1 program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sering menepi di sudut-sudut kota untuk memproduksi ide-ide yang akan dibagikan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Konsep Tazkiyatun Nafs dalam Dakwah Lingkungan

15 Agustus 2023   14:33 Diperbarui: 15 Agustus 2023   14:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun 1700 SM---runtuhnya peradaban Sumeria akibat krisis lingkungan---hingga saat ini, krisis lingkungan menjadi ancaman nyata bagi seluruh populasi makhluk hidup di bumi. Perubahan iklim yang semakin ekstrem, penurunan keanekaragaman hayati, kerusakan hutan, polusi udara dan air, serta pembuangan limbah plastik menjadi cerminan nyata krisis lingkungan yang mengancam eksistensi kita.

Krisis lingkungan lahir dari nafsu manusia untuk mengeksploitasi alam dan isinya. Alam yang dieksploitasi habis-habisan sejak ribuan tahun lalu menimbulkan konsekuensi yang buruk bagi keberlangsungan hidup manusia. Nafsu buruk manusia tersebut semakin menjadi-jadi ketika ketersediaan SDA menipis. Semua akan saling sikut untuk alasan isi rekening dan bertahan hidup.

Pada titik inilah, konsep tazkiyatun nafs datang sebagai landasan penting. Tazkiyatun nafs mengajarkan kita tentang transformasi batiniah dan kontrol diri, yang mendorong individu untuk membersihkan diri dari sifat-sifat buruk dan mengarahkan niat dan tindakan menuju kebaikan.

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, tazkiyatun nafs adalah langkah untuk meredamkan nafsu yang selalu mengajak akan keburukan. Sehingga seorang muslim yang ingin selamat di dunia dan di akhirat adalah yang bisa menjaga nafsunya agar tunduk kepada perintah-perintah Allah.

Perlu kita pahami bahwa keburukan bukan saja dosa manusia kepada manusia lain, bukan dosa yang dilakukan untuk diri sendiri, tetapi juga ekspolitasi alam merupakan keburukan yang dibenci oleh Allah dan agama.

Dalam konteks dakwah lingkungan, tazkiyatun nafs memainkan peran krusial dalam membentuk paradigma positif umat manusia terhadap lingkungan dan berupaya menjalankan tindakan nyata untuk menjaga alam.

Menggabungkan konsep tazkiyatun nafs dengan dakwah lingkungan memiliki tujuan yang mendalam; membentuk individu yang tidak hanya bertindak demi kepentingan pribadi, tetapi juga berperan aktif dalam pelestarian alam. Ketika kita memahami dan menerapkan tazkiyatun nafs dalam konteks lingkungan, kita akan secara alami membawa nilai-nilai seperti rendah hati dan rasa tanggung jawab dalam setiap langkah yang mereka ambil.

Konsep tazkiyah al-nafs dalam konteks dakwah lingkungan bukanlah sekadar tindakan eksternal, tetapi juga internal. Tindakan positif terhadap lingkungan harus dipraktikkan karena keyakinan yang tulus dalam hati, bukan sekadar formalitas belaka. Dengan mengubah pola pikir dan karakter dalam diri sendiri, kita akan lebih cenderung mengambil keputusan yang berdampak positif pada lingkungan.

Melalui tazkiyatun nafs, kita dapat mencegah dan mengatasi akar dari nafsu buruk. Misalnya, sifat rakus dan konsumtif dapat diubah menjadi sifat berbagi dan membatasi konsumsi. Ketika seseorang menyucikan niatnya dan mengarahkannya kepada kecintaan alam, tindakan-tindakan nyata untuk mengurangi limbah, menghemat air, dan menjaga keanekaragaman hayati menjadi lebih bermakna dan berdampak.

Tentu, konsep ini akan semakin mudah bila didukung oleh lingkungan atau pihak yang memiliki otoritas atas kita. Masjid dan pemimpin agama adalah contohnya. Peran masjid dan pemimpin agama dalam memfasilitasi tazkiyah al-nafs dalam dakwah lingkungan sangatlah krusial. Khutbah Jumat dan ceramah-ceramah yang menghubungkan tazkiyatun nafs dengan pelestarian lingkungan dapat membangun kesadaran dan motivasi. Pemimpin agama juga dapat menjadi teladan dalam tindakan nyata, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengadakan kegiatan-kegiatan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun